Selamat membaca
Eps 1
Namanya rahayu, orang-orang biasa memanggilnya teh ayu umurnya belum genap 41 tahun, tapi dari segi penampilan baik wajah, bentuk tubuh bahkan pakaian kesehariannya pun tidak seperti kebanyakan wanita dengan umur kepala 4 pada umumnya. Beliau mempunyai 2 orang anak dan satu suami yang bernama hartono yang berumur 46 tahun. Namanya arini 21 tahun, anak pertama pasangan ayu dan hartono, dan anak keduanya adalah aku. Ya aku adalah anak dari pasangan hartono dan rahayu, umurku hanya terpaut 3 tahun lebih muda dari kaka ku arini.
Saat ini aku baru saja menginjak umur 18 tahun, tepatnya kelas 3 SMK jurusan teknik mesin, yang kebanyakn teman-teman sekolah ku adalah laki-laki semua.
Aku dan keluargaku berasal dari suatu desa di jawa barat tapi walaupun tinggal di desa keluarga ku tidak ketinggalan perkembangan zaman. Aku hanya anak lugu yang jarang bergaul di luar rumah, keseharian hanya sekolah dan ketika pulang langsung pulang dan menghabiskan waktu bermain game di hp, berbeda dengan kaka ku arini, dia pandai bergaul, dengan siapa saja dia pasti cepat akrab, selain pandai berbicara juga di tunjang dengan wajah cantik khas orang sunda dan memiliki bentuk tubuh yang indah maka membuat setiap orang ingin mengenal juga berteman dengannya terutama kaum adam.
Saat di desa kami masih tinggal dengan kakek dan nenek, orang tua dari mama ku. Mengingat kondisi ekonomi dari keluarga ku masih di katakan pas-pasan sehingga orang tua ku memutuskan untuk tinggal bersama kake dan nenek.
Bapak ku bekerja serabutan, kadang ngojek, atau menjadi kuli bangunan. Sedangkan mama ku bekerja menjadi TKW di singapur.
Saat ini tepatnya ketika umurku sudah 18 tahun mama menepati janjinya untuk kembali ke kampung halaman, selain sudah berjanji kepada keluarga, kontrak kerja mama pun sudah habis.
Kini kita bisa berkumpul bersama dengan keluarga.
Ketika pergi menjadi TKW dan pulang kontras sekali perbedaan mama,karena selama 4 tahun mama menjadi tkw hanya sekali mama pulang kampung dan itu pun hanya beberapa hari saja, dan kini saat pulang mama banyak berubah terutama dari cara bicara dan berpenampilan. Walaupun masih selalu memakai jilbabnya namun tetap terlihat berbeda. Kini pakaian jilbab mama terlihat lebih modis seperti wanita-wanita kota yang berjilbab, bila ku perhatikan gayanya lebih mirip seperti kaka ku, jilbab modis pakaian ketat celana ketat atau rok panjang ketat semua serba ketat baik pakaian biasa maupun bergamis, mereka jadi lebih mirip adik dan kaka bukan anak dan mamanya. Memang dulu pun mama tidak selalu memakai jilbab hanya untuk bepergian saja bila di rumah mama tidak memakai jilbabnya, termasuk kaka ku juga seperti itu. Rambut mama pun di warnai dengan warna sedikit pirang kecoklatan seperti wanita-wanita di kota besar, hal ini menjadi pertanyaan bapak namun mama beralasan telah terlihat uban di rambutnya sehingga mewarnai rambutnya, namun aku tidak melihat adanya tanda-tanda mama menua dan beruban yang ada mama terlihat seperti seumuran dengan kaka ku. Cara bicara mama pun terlihat berbeda, memang mama selalu ramah kepada setiap orang supel seperti kaka ku atau bisa di bilang kaka ku seperti mama ku, tapi kali ini selain ramah nada bicara mama pun cenderung genit dan manja terlihat beberapa kali ku memperhatikan mama bila berbicara dengan lawan jenis, seperti bapak-bapak tetangga atau remaja-remaja sekitar desa ku yang menyapa mama.
Semenjak kepulangan mama, bapak ku semakin giat mengojek atau mencari proyekan pekerjaan lainnya, karena bagaimanapun juga tabungan hasil dari mama menjadi tkw lambat laun akan habis untuk biaya hidup sehari-hari. Sedangkan mama hanya di rumah bersama kake nenek dan terkadang pergi entah kemana dengan kaka ku. Selain itu setiap malam mama dan kaka ku selalu sibuk dengan hp nya dan saling menunjukan apa yang ada di layar hpnya dan tertawa bersama seperti remaja yang sedang masa puber, walaupun kami tinggal di desa namun untuk urusan teknologi tidak tertinggal karena saat mama menjadi tkw mama tidak pernah lupa mengirimkan uang untuk kebutuhan aku , kaka ku dan keluarga. terkadang aku lihat mereka membahas sesuatu dengan serunya dan ketika ku hampiri mereka langsung berdiam dan tersenyum.
Seperti saat ini ketika malam sunyi terlihat dua sosok wanita cantik sedang membicarakan sesuatu di ruang tamu, aku oun menghampiri mereka.
Arini : oh gt mam.. iih seru deh pasti.. jadi pengen...
Mama : iya lah seru banget loh hihihi.. kerja juga ga kerasa cape.. nih liat kaya gini..( sambil menunjukan layar hp nya ke kaka ku)
Arini : ini tuh baju seragamnya ya hihihi bagus ga kaya seragam.. kalo di sini ada tempat kaya gini seru ya
Mama : iya sih makanya mama ngajak pindah ke kota B juga biar banyak hiburan ga kolot di desa hihihi
Aku : seru apanya sih...
Seketika mama dan kaka ku terdiam
Arini : kepooo.. anak kecil pengen tau aja..
Aku tidak melanjutkan mempertanyakan apa yang sedang mereka bahas, aku pikir mereka sedang membahas sesuatu yang hanya perlu di ketahui oleh wanita dewasa.
Mama : hihihi.. kirain kamu udah tidur.. ini loh kita kan ada rencana pindah ke kota B tinggal nunggu keputusan dari papa aja
Aku : oh jadi pindahnya.. kirain mau nunggu aku lulus dulu
Mama : kamu pindah aja sekolahnya ke kota B biar nanti pas lulus ga susah cari kerja selain itu kan biasanya kalo lulusan dari sekolah di kota suka beda pandangan orang tuh ma sekolah di desa
Aku : emhhhh..
Arini : eh mam terus jadinya gimana kita ngontrak apa jadi beli rumah
Mama : kalo tabungan mama cukup kita beli rumah aja yang murah nanti sisanya tabungannya buat di pakai usaha, ini juga sambil nunggu info dari bapak nih kan bapak lagi survey dulu ke kota B
Aku : jadi ini seriusan pindah dalam waktu dekat
Aku merasa heran karena selama ini aku hanya mendengar rencana pindah dari nenek saja bukan langsung mendengar dari orang tua ku dan yang membuatku bertanya dari mana orang tua ku mempunyai uang banyak untuk membeli rumah di kota B mengingat baru saja 4 tahun mama menjadi TKW dan ketika pulang sudah dapat membeli rumah, sebenarnya berapa gaji mama menjadi TKW karena seingat ku kakek nenek juga bapak ku selalu bilang bahwa mama ku di singapur bekerja sebagai pelayan restoran, belum lagi dengan biaya hidup di sana dan mengirimkan uang untuk biaya kami hidup di kampung, tapi sudah lah aku tak ambil pusing mungkin selama ini orang tuaku punya tabungan lebih.
Arini : kalo kita sih iya.. kalo kamu sih terserah hihihi udah ah ngantuk ( sambil beranjak dari duduknya dan masuk ke kamar yang memang kamar kaka ku berada di depan dekat ruang tamu)
Mama : kamu juga tidur sana udah malem biar besok sekolah ga kesiangan ( sambil menatapnku dengan senyum manis ke ibuan)
Aku : iya mam..
Aku pun pergi menuju kamar ku dan sepeninggal aku dari ruang tamu sedikit aku melihat mama kembali sibuk menatap layar hp nya.
Pagi pun tiba, semua sibuk dengan aktifitas masing-masing trermasuk bapak ku yang entah semalam pulang jam berapa dan pagi ini sudah siap akan berangkat ngojek lagi. Aku pun melanjutkan aktifitas pagi ku apa lagi kalau bukan pergi ke sekolah.
Waktu begitu cepat berlalu hingga tak terasa sudah waktunya untuk pulang. Seperti biasa aku langsung bergegas untuk pulang. Sesampainya di rumah, terlihat bapak ku sudah pulang tidak seperti biasanya, nampak semua berkumpul di ruang tamu sedang membicarakan sesuatu yang penting.
Nenek : jagoan nenek udah pulang..
Aku : iya nek.. tumben kumpul semua lagi ngobrolin apa nih hehehe
Bapak : sini duduk dulu..dengerin.. kita keluarga udah punya rencana jauh-jauh hari mau pindah ke kota B
Aku : oh itu aku juga udah tau pak
Arini : tau apanya...
Aku : iya tau mau pindah..
Bapak : sstt denger dulu.. bapak kemaren udah survey ke kota B sama temen bapak, terus bapak udah nemu rumah yang cocok, harga cocok lokasi strategis buat usaha kan rencana kita mau sambil buka usaha
Terlihat mama hanya diam saja tetap fokus dengan hpnya entah mama membalas pesan siapa aku tak tahu dan bapak pun terlihat cuek saja dengan prilaku mama.
Aku : emangnya mau usaha apa?
Kakek : usaha apa aja yang penting halal
Bapak : iya.. rencana sih bapak sama mama mau buka warung tapi belum pasti apa mau warung makan, warkop atau warung klontong, kita liat aja nanti sisa uang buat modalnya ada berapa.. iya kan mam..
Mama : ehh iiya pak hihihi emmhhiya gitu sih rencananya kamu kan belum tau jelasnya
Aku : oh gitu.. emang kapan pindahnya?
Bapak : secepatanya...
Mama : kalau besok mama survey sama bapak terus mama cocok ya mungkin minggu depan kita pindah ya..
Aku : huufft... sekolah aku gimana?
Bapak : kamu pindah sekolah ke kota B
Arini : kalo ga ikut pindah juga ga apa-apa sih ya mam hehehe
Mama : huusst ga boleh gotu sama adik sendiri.. sekolah kamu pindah juga sayang.. masih ada waktu 1 minggu buat urus kepindahan sekolah kamu terus nanti di kota B kamu bisa cari yang cocok sekolahnya
Aku :....
Bapak : setuju ya dengan rencana ini..
Arini : setuju pak..
Nenek : titip aja kalo udah pindah baik-baik di kota jangan terjerus dengan pergaulan kota ya rio.. arin.. ( sambil menatap ke arah kita berdua)
Aku : iya nek..
Arini : iya donh nek tenang aja.. hehehe
Aku : iya udah deh aku sih nurut aja gimana baiknya mama sama bapak
Sambil ku beranjak dari duduk dan berlalu masuk kamar.
Aku tidak terlalu memikirkan soal kepindahan karena mungkin rencana yang sepertinya berjalan mulus selalu ada kendala yang mengakibatkan batal.
Esoknya nya pagi-pagi sekali mama dan bapak pergi ke kota B, menjelang malam mereka baru pulang dan mengabari bahwa mama sudah merasa cocok dengan rumahnya dan saat itu juga mama sudah membayar uang DP untuk rumahnya dan akan di lunasi saat akan di isi yaitu minggu depan.
Hari-hari terasa berbeda menjelang kepindahan ke kota B, segala sesuatu urusan kepindahan sekolah ku telah selesai bapak urus. Terlihat mama dan kakak ku begitu bersemangat untuk pindah sedangkan nenek dan kake ku terlihat menutupi kesedihannya larena di tinggal kami sekeluarga yang biasa menemani hari-harinya.
Tak terasa seminggu sudah masa persiapan kepindahan kami ke kota B, hingga pada saat ini aku berpamitan kepada kakek dan nenek untuk pindah ke kota B.
Aku berboncengan motor dengan bapak sedangkan mama ikut naik di mobil pickup yang membawa barang-barang kami, dan kakak ku arini dia naik motor di bonceng kang mul rekan ojek bapak yang memang sering mengantar kaka atau mama ku, ku perkirakan 30an.
Jarak yang di tempuh dari desa ku ke kota B tidak begitu lama hanya memakan waktu sekitar 2 jam namun karena saat itu akhir pekan membuat perjalan sedikit lebih lama karena macet.
Ketika macet posisi motor yg di kendarai bapak berada di bahu jalan sebelah kiri bersama antrian motor yang terjebak macet, namun posisi sedikit lebih depan sejajar dengan mobil mini bus yang berada tepat di depan mobil pickup yang membawa barang bawaan kita dan juga mama. Todak ada maksud apa-apa hanya sekedar menoleh ke belakang dan tak sengaja terlihat di dalam mobil pickup yang membawa barang-barang, mama duduk di tengah-tengah di apit oleh sopir dan kernet mobil pickup itu.
Memang sekilat tidak ada yang salah dengan posisi seperti itu namun yang membuat ku bertanya-tanya adalah kenapa mama bisa duduk di posisi tengah sedangka saat akan pergi tadi aku lihat jelas mama duduk di dekat pintu bahkan aku sendiri yang membantu menutup pintu mobil pickup itu, selain itu aku lihat jilbab mama tidak di pakai melain kan di sampirkan di pundaknya, terlihat mama begitu ceria berbicara dan terkadang tertawa entah apa yang mereka bicarakan. Sudah lah tak ku permasalahkan soal membuka jilbabnya mungkin mama gerah karena biasanya mobil seperti iyu tidak memiliki AC dan bila duduk dekat jendela mama mungkin takut ketahuan bapak karena melepas jilbabnya. Kendaraan pun berjalan merayap perlahan dan aku pun menolehkan kembali melihat ke arah depan karena bapak ku mengajak mengobrol.
Macet masih belum usai, karena bapak ingin segera sampai melihat langit mulai mendung, bapak pun mengendarai motornya secara zig zag menyalip kiri kanan agar cepat terhindar dari macet. Pada saat melintasi beberapa kendaraan kini aku melihat hal janggal lainnya setelah melihat mama yang berubah posisi duduk dan membuka jilbabnya, kali ini aku melihat arini kakak ku yang di bonceng kang mul kini berada di posisi kiri jalan terjebak antriam dengan kendaraan lain, karena saat itu bapak ku membawa motor secara zig zag sehingga saat melintasi kang mul dan kakak ku mereka tidak melihat bahkan mungkin bapak pun tidak melihatnya, hanya aku yang melihat samar tangan kang mul sedang meraba paha montok kakak ku yang terbalut celana legging, dan kakak ku pun terlihat posisi duduknya memeluk kang mul seperti orang pacaran. Namun semua itu hanya sekilas pandangan ku saja.
2 jam lebih ku lalui jalanan bersama bapak ku dan kini aku sudah sampai di terminal kota B dan bapak pun berhenti di pinggir jalan.
Aku : ko berenti pak..
Bapak : udah deket ko ini lokasinya di belakang terminal ini.. coba telepon mama udah sampe mana
Aku : oh di daerah sini emangnya ada tempat pemukiman ( sabil ku keluarka hp dari saku celana ku dan mulai mencari kontak mama)
Bapak : ada di belakang terminal ini tuh banyak rumah warga walaupun masuk gang tapi kayanya cocok buat buka usaha trs yang penting cocok harganya
Aku : emhh...( sambil malakukan panggilan telepon ke mama)
Tuuuttt tuuuttt tuuuttt tuuuutttt tuuuttt
Lama tak kunjung di angkat hingga ku putuskan sambungan telepon dengan mama dan kembali ku melakukan panggilan telepo tetapi kali ini kepada kakak ku arini. Namun masih sama sulit di hubungi dan aku baru ingat kakak ku pergi di bonceng naik motor mungkin dia sulit mengambil hpnya sehingga ku putuskan kembali menelepon mama
Bapak : udah belum.. kita pindah aja di warung situ sambil beli minum
Aku : iya udah deh aku juga haus pak.. ini telepon mama belum di angkat aja
Kami pun berpindah tempat ke arah warung di terminal dan aku pun terus mencoba menghubungi mama
Tuuuttt tuuuttt tuuutt tuuutt..
Mama : Crekkkk sssreekk rrhghhh
Aku : halo mama dimana.. halo..
Mama : sreekk emmhh haloo iya rio kenapa.. bentar bentar anak aku telepon hihihihi ( sedikit berbisik)
Aku : mama udah sampe mana ini aku sama bapak udah di terminal
Mama : masih di jalan ini masih macet.. suami ma anak udah pada nyampe cepetan ahhh sampe pegel tangan aq ( masih dengan berbisik ) terdengar pula bisikan orang di dekat mama namun tidak jelas namun samar terdengar seperti suara laki-laki
Aku : masih jauh ga mam.. tangan mama pegel kenapa
Mama : emmhhh ssshh emhhh apa rio.. mama ga kenapa-kenapa ko
Aku : barusan bilang pegel tangan? Mama ini udah di daerah mana sih ko sepi?
Karena saat ini ku dengar hanya suara kendaraan yang samar melintas dengan cepat, ku bayangkan mobil yang di tumpangi mama sedang berhenti di pinggir jalan dari suara yang ku dengar tidak nampak seperti sedang berada di kemacetan.
Mama : inii sshh di itu emhh apa ya namanya ini yang macet.. bilang dimana dong hihihi ( sambil berbisik)
Seseorang : ssshh aahh keluar-keluar...aahhhh sshhh emhh
Mama : aahh hemmpp...
Aku : .... haloo mama haloo... mama...
Mama : ssluurrpp.. emhh gleekk iya rio.. ini mama ga tau lagi di mana..kamu sama papa duluan aja ya bentar lagi mama sampai kok..udah dulu ya.. duuh banyak banget sih keluarnya hihihi..
Aku : ehh mam itu.. lah ko di matiin..
Tuuuuuttttt.....
Bapak : kenapa ...
Aku : ini teleponnya keputus padahal belum beres ngomongnya
Bapak : mungkin hp nya mati.. emangnya mama kamu udah sampai mana
Aku : ga bilang udah sampe mananya cuma bilangnya masih macet terus nunggu kita dulan aja
Bapak : oh iya udah kita dulan aja ga jauh ko persis di belakang terminal ini ada gang satu-satunya ya di situ lokasinya..
Aku : ya udah yu pak kita duluan tuh teh arin juga udah nyampe sama kang mul
Bapak : ya udah yu langsung aja soalnya yang punya rumah udah nunggu sekalian bapak mau bayar-bayar pelunasannya
Kami ber4 pun lalu menuju rumah baru yang sudah di beli oleh orang tua ku. Ku perhatikan kaka ku dan kang mul tidak melakukan hal mencurigakan hanya saja jawaban kaka ku yang membuat aku sedikit bertanya-tanya saat kamg mul menanyakan keberadaan mama
Kang mul : teh ayu kemana rin ko belum sampe perasaan tadi liat mobil pickup nya udah nyusul kita waktu di jalan mana ngebut lagi
Arini : mungkin nyari yang enak dulu kali hihihihi
Kang mul : husst nanti kedengeran bapak kamu loh hahahah
Setelah itu mereka bersikap biasa saja saat sadar ku perhatiakn mereka berdua.
Tepat di belakang terminal ada gang dengan di kelilingi tembok tinggi, karena posisi gang ini di apit oleh tembok tinggi terminal dan sebalhnya lagi tertutup tembok tinggi sebuah ruko. Sekitar 100 meter dari mulut gang, rumah ke dua itu adalah rumah yang orang tua ku beli cukup nyaman dengan 2 lantai dan 3 kamar. 1 kamar di bawah dan 2 di atas, sudah pasti aku memilih kamar di lantai atas. Halamanya tidak terlalu luas, dengan di sebalah rumah utama terdapat pintu rollingdoor yang terpisah dari tembok dan pagar rumah utama ku pastikan ini bekas warung atau semacamnya karena bila untuk garasi mobil tidak mungkin karena ini di dalam gang yang mungkin lebar muka jalannya tidak lebih dari 3 meter saja namun bisa saja ini bekas garasi motor, melihat dalamnya pun cukup luas atau mungkin ini memang bekas warung si pemilik awal.
Bapak : gimana suka ga tempatnya, walaupun rumah lama tapi tempatnya strategis baget terus yang paling utama ini loh ada tempat buat usahanya mama kamu tuh waktu liat ini langsung cocok
Sambil ku mengikuti langkah bapak berkeliling melihat isi rumah.
Aku : emangnya mau usaha apa gitu pak
Bapak : belum tau tapi kayanya sih buka warung..
Aku : terus sekolah aku gimana?
Bapak : besok kita cari sekolah yang cocok buat kamu sepulang dari notaris soalnya besok masih harus ada yang di urus ke notaris
Aku : gimana bapak aja deh..
Sekitar 30 menit kemudian karena merasa lapar, aku pun akhirnya mencari tempat yang menjual makanan di sekitar terminal sambil melihat dan menghafalkan jalan di daerah sekitar.
Tak sulit menemukan warung makan di terminal karena ini memang tempat umum yang setiap harinya pasti di lalui dan di singgahi banyak orang.
Setelah makan dan membungkuskan untuk bapak dan yang lainnya dari kejauhan aku melihat mobil pick up yang membawa barang-barang juga mama ku datang dan berhenti tepat di depan gang. Aku lihat kernet mobil pickup itu turun terlebih dahulu lalu berdiri di depan pintu mobil yang terbuka, tidak lama kemudian mama turun dan terlihat seperti membenahi jilbab dan pakaiannya sambil melihat ke sekitar dan sepertinya itu memastikan tempat untuk parkir mobil pickup tersebut karena tidak lama kemudian mobil itu melaju ke tempat yan memungkinkan untuk parkir dan menurunkan barang-barang kami. Saat hampir sampai di gang mama sudah terburu berjalan masuk ke dalam gang.
Aku pun berjalan cukup jauh di belakang mama, sambil ku perhatikan dari belakang mama tidak nampak sama sekali seperti ibu-ibu melainkan seperti masih gadis, terlihat dari cara berjalan dan bentuk tubuhnya juga goyangan pinggul dan pantatnya yang mengiringi langkahnya.
Duh aku ko jadi mikir ke situ sih.. lamunan ku pun buyar saat mama tiba-tiba berhenti di saat ada 2 pemuda berboncengan motor yang melintas dan hendak mendahuluinya yang sebelumnya juga telah mendahului ku. Namun pada saat di dekat mama pemotor itu menoleh ke arah mama dan berhenti, aku yang melihat itu pun ikut menghentikan langkahku.
Terlihat seperti bertanya sesuatu ke mama dan ku lihat mama seperti sudah mengenal akrab pemuda itu dari gestur tubuh dan raut wajahnya yang selalu tersenyum saat berbicara, terlihat mama menunjuk ke arah rumah yang baru saja kita beli, dan sessat kemudian mereka bersalaman, ku lihat sekilas dari cara mama berbicara seperti menyebutkan namanya, mungkin kah mereka baru berkenalan, ketika itu pula mama menoleh ke arah ku dan tersenyum sambil melambaikan tangan, karena melihat keberadaan ku kedua pemuda itu pun lalu pergi meninggalkan mama dan aku pun melanjutkan berjalan menghampiri mama.
Mama : dari mana kamu?
Aku : abis beli makan abisnya lapar banget nunggu mama lama emangnya macet dimana sih
Mama : macet di mana ya itu namanya lupa..
Aku : perasaan ga macet deh
Mama : macet tau kamu kan pake motor macet juga bisa nyelip-nyelip..
Aku : emhhh....
Aku dan mama pun sampai di rumah baru dan langsung ku berikan makanan pada semua orang setelah makan bersama kami semua merapikan barang-barang di bantu dengan kang mul dan sopir pickup juga kernetnya.
Seharian kami berbenah tak terasa waktu cepat berlalu malam pun tiba aku pun cukup lelah setelah mengangkat barang-barang,sehingga aku masuk kamar baru ku terlebih dahulu dan berbaring di kasur ku hingga terlelap.
Kesokan paginya aku bangun pagi-pagi sekali dan melihat bapak sudah rapi sedang sarapan.
Aku : mau kemana pak rapi banget
Bapak : kan mau ke notaris abis itu baru cari sekolah buat kamu.. ayo buruan mandi biar ga terlalu siang
Ku lihat mama baru keluar dari kamarnya dan sudah berpakain rapi terlihat cantik sekali, aku sendiri sampai kagum melihatnya karena sama sekali tidak menampakan seprang ibu-ibu berumur 40an.
Mama : hei.. ko bengong pagi-pagi.. ga baik loh ngelamun pagi-pagi
Aku : ehh emh masih ngantuk mam
Mama : udah sana mandi biar ga ngantuk ( sambil berlalu menghampiri bapak sambil membawa kertas catatan)
Aku : mama mau kemana..
Mama : mau ke notaris sama bapak
Aku : oh.. terus nanti ikut juga nyari sekolah buat aku.. eh tapi kita perginya gimana? ( mengingat keluarga ku hanya punya kendaraan 1 buah motor saja)
Mama : kan kamu yang mau cari sekolahnya sama bapak.. kalo mama ga ikut cuma ikut ke notaris aja abis gitu mau belanja buat kebutuhan warung biar cepet mulai usaha barunya.
Aku : iya tapi dari sini kita ke notarisnya pake apa..motornya kan cuma 1.. eh tapi ga apa-apa biar aku yang pake ojol aja
Mama : kamu sama bapak pake motor bapak.. kalo mama udah sewa ojek pangkalan di terminal sih tadi kalo pake ojol kan cuma sekali jalan aja..
Aku : sewa harian gitu mam.. emangnya bisa
Mama : hihihi bisa dong sayang.. malah kalo di sewa harian gitu lebih untuk ojeknya.. apalagi yang sewanya mama.. hhihihi
Aku : ahh gimana mam.. untung gimana?
Mama : ya untung karena di sewa..udah sana mandi ceoet nanti keburu siang..
Saat hendak masuk kamar mandi ku lihat kaka ku baru turun dari tangga sepertinya dia baru bangun.
Setelah semua siap aku pun menuggu di teras rumah bersama bapak ku, sambil bapak memanaskan motornya, tiba-tiba muncul sosok pemuda yang kemarin berbicara dengan mama di gang, aku hafal jenis motor yang dipakainya, motor rx king dan jaket yang bertuliskan nama klub motor rx king tersebut.
Pemuda : assalmualaikum.. punten pak teh ayu nya ada?
Bapak : oh ada.. siapa ya..eh itu ya ojek yang di pesen istri saya ya.. iya iya tunggu
Si pemuda hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya, aku sedikit curiga dengan pemuda ini, apa benar dia tukang ojek, ko gaya bener ngojek pake rx king penampilannya juga ga seperti tukang ojek.
Bapak : rio.. itu panggil mama kamu kita berangkat sekarang ojeknya udah ada.. sebentar ya a..( berkata ke pemuda itu)
Aku : iya pak sebentar..
Aku pun masuk ke dalam rumah untuk memanggil mama.
Saat akan mengetuk kamar mama terdengar mama dan kaka ku sedang berbicara
Arini : emanya siapa sih?
Mama : ada deh hihihi
Arini : ati-ati loh nanti ketauan bapak hehhee
Mama : sssttt hihihi
Ngomongin apa ya mereka mencurigakan tapi karena momentnya buru-buru, aku jadi malas untuk bertanya
Aku : mam ( dook dook ) hayu berangkat sekarang ojegnya udah datang
Mama : iya..
Aku pun berlalu kembali keluar rumah dan sudah bersiap dengan bapak yang mengeluarkan motornya.
Mama : rin pergi dulu ya asalamualaikum..
Saat ku dengar suara mama aku pun menoleh dan melihat mama, seketika, dan saat itu pula aku terkejut melihat mama, yang sebelumnya mama hanya memakai gamis sedikit ketat sekarang mama begitu cantik dengan make up yang di pakainya di padukan dengan jilbab simpel kekinian,selain itu baju kaos ketat di balut cardigan yang melekat di tubuhnya semakin membuat dada montoknya terlihat menonjol, saat melihat bagian bawahnya membuatku berdebar karena mama memakai legging hitam yang sangat ketat sampai terlihat jelas bentuk jalan dimana aku di lahirkan, ya aku melihat dengan jelas bentuk memek mama yang terbalut ketatnya kegging itu.
Menyadari di perhatikan oleh ku, mama menarik ujung bawah bajunya, namun tidak dapat tertutup semua sehingga mama menutupinya dengan tas yang di pegangnya.
Mama : kenapa ko bengong gitu
Aku : ehh ga ko mam cuma itu.. emhh
Mama : itu apa..
Aku : emhh ga mam itu... emhh ko ganti baju lagi..
Mama tidak menjawab pertanyaan ku karena bapak juga ikut bertanya.
Bapak : pantes lama ganti baju dulu ya.. ko ganti..
Mama : ehh ini pak.. emh kan naik motor kaya gini takut nanti ujung roknya nyangkut di rante kan bahaya
Bapak : oh gitu kirain mau lanjut olah raga hahahaha ayo rio..
Betul juga sih kalau di pikir-pikir naik motor seperti ini bahaya jalau memakai baju yang panjang.
Aku : iya pak..
Aku pun menutup dan mengunci pintu pagar dahulu sedangkan mama langsung naik di boncengan motor si pemuda yang aku tidak tahu namanya.
Saat akan menghampiri motor bapak yang berada di depan motor si pemuda yang mengaku tukang ojek itu, aku melihat posisi duduk mamah mengangkang seperti sengaja mengapit tubuh si pemuda itu dengan kedua pahanya, tapi ketika kulihat ke arah kaki mama footstep boncengan motor itu memang posisinya di buat lebih tinggi dari posisi aslinya sehingga kaki mama menjadi lebih ke atas, tapi selain itu sekilas aku melihat bayangan kulit paha mama yang samar terlihat dari balik leggingnya, sudah dapat ku tebak celana legging mama sangat tipis sehingga menampakan samar-samar kulit pahanya.
Mama : nanti biar mereka dulan aja jangan di susul hihihi soalnya aku juga ga tau tempatnya dimana
Pemuda : siaap.. teh..
Aku pun tak menghiraukan obrolan mereka, aku langsung naik di boncengan motor bapak, dan kita langsung berangkat menuju kantor notaris.
Bersambung....
Update :
Eps 2 page 11