RAHASIA KELUARGA S2

IT'S OUT MY CONTROL

PART 2

POV PARJO

Ku tepikan motor ku diGarasi rumah setelah ku buka kunci pintu pagar Garasi, hanya ada Mobil Ibu terparkir rapih diGarasi rumah. Rumah cukup gelap Karna lewat Panggilan ibadah aku sampai dirumah, lampu teras pun belum dinyalakan. Rupanya kakak sudah berangkat lagi sepertinya setelah ada jam kuliah Sore, tapi dasar anak bucin...... Sekitar 30 menit aku habiskan waktu untuk menjelaskan kronologi salah paham tentang kabar kedekatan dan video singkat Leo yang memperlihatkan aku pacaran dengan Felicia. Sambil bertegur sapa dengan beberapa warga yang hendak melaksanakan ibadah sore itu, apalagi pintu pagar belum ku tutup rapat.

Lingkungan perumahan asri ini memang cukup dekat dengan lingkungan warga sekitar, terutama area garasi yang menjorok lebih kedalam hingga dapur. Setelah lewat pukul enam, selain para Ojol disekitar depan cukup banyak warga atau bapak bapak berkumpul melewati malam hingga cukup larut.

Tak hanya semakin nyaman dan aman kami bertiga tinggal dilingkungan ini, hubungan baik dan saling menjaga terjalin.

Setelah ku masuk ruang tamu, samar terdengar suara aneh terdengar dari kamar Ibu ku terdengar. Pikir ku, saat itu sepertinya ibu habis mandi dan beberes kamar. Cukup lama aku bertukar pesan setelah mencoba sambungan telfon kami tak lancar via telfon aplikasi what's up sore itu, sampai akhirnya.......

Cukup aneh ku dapati kerudung ibu yang ia kenakan sore tadi ada tercecer dilantai, tapi saat aku coba meraihnya........

"Eits..... Ibu duluan hihihihi......." Ujar ibu mengagetkan ku dan sambil bercanda.

"Ibu.... Ngagetin aja.... Gimana kalau aku jantungan Bu......" Kata ku sambil kembali menatap layar ponsel ku.

"Ii Parjo sayaaang..... gitu aja kaget hihihihi......." Sepintas ku lihat ibu melempar keKamar Hijab yang tadi hendak ku ambil dilantai, sebuah aksi Ibu yang diluar biasanya namun aku fokus bertukar pesan dengan Devi saat itu.

"O ia Bu....." Saat ku lihat beliau tak mengenakan hijab dan masih belum mandi serta rambut yang biasa rapih terlihat acak acakan.

"Belakangan ini, ibu suka nonton latihan Basket sama Deket sama anak anak Basket ya......???" Tanya ku menyelidik sambil cukup aneh pakaian kantor ibu kenakan dirumah cukup acak acakan.

"Eummppptt kasiii tau ga ya.......hihihi......" Sambil menatap ku nakal menggoda.

"Kq gitu Sii Bu.....??? Aku nanya serius lho bu....???" Kata ku, mulai kesal dan cemburu ia dekat dengan Leo dan Theo saat ini.

"Iya.... Ibu suka ngontrol anak Ibu yang ganteng ini main basket, tapi ibu juga heran lho sayang...... Kq anak ibu yang Ganteng ini malah ilang...... Hihihi....." Sama sekali tak ada emosi dari raut wajah ibu, kali ini aku benar benar curiga, seperti ada yang ibu sembunyikan dari ku.

"Bu, maafin aku..... Maafin aku udah sering bohong Ama ibu...... Ia aku salah, kadang mesti sebentar aku naik travel nemuin kak Devi ngelepas rindu Bu......"

"Uuu tayaaang, akhirnya kamu jujur juga Ama ibu......" Sambil mendekat kearah ku dan merangkul ku. Entah mengapa tercium Parfum disertai wangi aneh dari area tubuhnya.

"Ibu sayang sama kamu sayang, ibu percaya sama kamu..... Kamu tau itukan....." Ucapannya lirih sampai nyaris tak terdengar, ku anggukkan kepala ku 2 kali sambil menikmati pelukan hangatnya.

"Sekarang, anak ibu yang ganteng ini Mandi, trus stop dlu chatan sama Devi ya sayang........ Dah itu kita makan malem sambil nunggu kakak mu pulang... Muach..." Ia ucapkan dengan Intonasi suara lembut biasa tak sepekan tadi. Tanpa ku hiraukan aroma amis yang masih belum ku sadari saat itu, aku beranjak berjalan menuju tangga.

Tapi saat ku ingat baik baik, ASTAGA Tadi itukan bau SPERMA!!!!

Ku palingkan wajah perlahan kebelakang setelah ku hentikan langkah ku lebih jauh menaiki anak tangga meninggalkan ibu didepan kamarnya dari anak tangga, saat ku lihat ibu tersenyum amat manis seperti mengintimidasi ku agar segera mandi naik kelantai 2 dikamar ku. Kali ini aku berfikir, didalam kamar sepertinya Ibu tak SENDIRI!!!!!!!!!

**

Ciri khas bagi setiap anak remaja terbiasa melakukan Ritual Mandi ular sore hari, terlebih lagi tinggal diKota yang dikelilingi cukup banyak Gunung yang cenderung suhu udara jauh lebih dingin. Serta cukup jauh jaraknya dari lautan, secepat mungkin aku berpakian lalu Pastikan kakak ku jessica tak ada dikamarnya.

Setelah berhasil menyelinap melalui langit langit atap rumah, benar benar terkejut aku kali ini ibu melakukan aksi nekat kesekian kalinya membawa anak lelaki muda masuk kedalam kamarnya. Entah sudah berapa lama sosok lelaki berdasarkan rambut adalah Theo saat itu ada dikamar ibu, Karna yang jelas ia tengah terlihat asik membenamkan wajahnya diantara Ibu yang mengangkang dipinggiran Ranjang sambil memejamkan matanya merintih menahan Nikmat....

Setelah mengambil posisi lebih dekat mengintip, Expresi wajah ibu terlihat seperti keEnakan menahan nikmat, sambil sesekali mengigit bibir bawahnya, apalagi saat itu ia tak mengenakan hijab. Rambut panjang terurainya menyajikan pemandangan Sensual menggairahkan, belum lagi kedua payudara bersize 36 D tercetak jelas dari balik seragam kantor yang sedari tadi sudah lusuh dan acak acakan. Sedikit ku jatuhkan mata ku keArah paha dan pinggulnya yang meski ku lihat, bisa dibilang bersaing mulusnya dengan paha dan pinggul Kekasih ku Devi.

Celana kerja panjang berkain katun dan longgar, kini telah turun lengkap serta celana dalam yang ia kenakan, Tak heran andai kini Theo salah satu Pangeran Populer disekolah ku rela berjongkok diantara selangkangannya, menjilati serta mencumbui Vagina ibu ku yang merah rutin ia rawat. Seingat ku Vagina ibu bersih tanpa bulu. Kedua lengan maupun tangan kekar Theo menahan paha mulus ibu tanpa selulit diusia tidak muda lagi. Ku amati sesekali tangan Theo pula, terlihat jelas meraba serta meremas Paha mulus idaman setiap pria yang kenal dekat dengan ibu sampai akhirnya suara ibu terdengar saat aku malah mulai terpana menyaksikan ia dirangsang oleh Theo........

"Ssssshh.....aaahh.......ssssshh aaaah.....sssss aaaahh ......sayaaang, aaaah..... Mama percaya nakk..... Aaaah ....mama percaaayaa kamu jagooo iisepphhh itil mama......aaaakhhh ........" Ku perhatikan dengan seksama, sepertinya ibu terlihat setengah terpaksa menerima oral sex dari Theo Karna posisinya berbaring serta mengangkang menghadap pintu kamar.

Itu tandanya ibu seperti waspada aku mengintip atau cepat turun kembali kelantai bawah, lalu ku intip dari ventilasi kamarnya atau segera berbenah andai ku ketuk pintu kamarnya. Menurut perhitungan ku, dibutuhkan waktu sekitar 30 detik andai mereka langsung menghentikan aksi lalu merapihkan pakaian kembali.

Sejenak ku berfikir Andai ku perhitungkan bersamaan dengan saat kakak pergi dari rumah ini lalu saat aku ada diGarasi, berarti sekitar Satu jam Theo berada diRumah atau kamar Ibu Sore ini bermesraan. Melihat pakaian yang Theo sudah mengenakan pakaian biasa, sepertinya Theo sempat salin sebelum atau entah bersama ibu barengan keRumah ini lalu bermesraan.

Hingga tak lama kemudian......

"Theoo..... Cukup sayaaang..... Mama nyerah naaak.....mama takut ketauan parjoo sayaaang..... Aaaaah......." Sungguh munafik apa yang ibu ku Susi katakan dengan gerakan tangan yang menekan seperti makin dalam sambil matanya menatap Ventilasi Kamar. Entah mengapa aku malah semakin horny melihat keresahan ibu saat ini, padahal aku bisa lebih jelas mengintip mereka berdua dari atas langit langit rumah.

Entah apa yang ibu ku pikirkan saat itu, apalagi mengapa ibu merahasiakan sampai rela nekat membawa Theo masuk kedalam kamarnya. Lalu pikiran ku terganggu saat, ibu kembali meracu dengan suara lirih akibat ulah Theo.

"Aaakhhh..... Iiyhh..... Disitu saayaaang ....aaah.....dikit lagi..... Dikit lagi anak nakal.... mama sebentar lagi sampeee.........." Racu ibu lirih, sambil tubuhnya menggelinjang diatas ranjang tak karuan. Pinggulnya terangkat sambil menekan kepala Theo semakin dalam diselangkangannya yang mengangkang lebar. Dan akhirnya.....

"Theo mama keluarrr naaakkk......akhhhh!!!!!" Lirih terdengar lirih terpekik, Ibu bergetar mulai bergelombang tubuhnya mengeluarkan Orgasme akibat ulah Theo.

Dari arah selangkangannya Theo terlihat Merah Padam wajahnya sambil melihat dari jarak cukup dekat reaksi gelombang Orgasme tubuh ibu yang tepat berada dari atasannya berjongkok, masih lengkap mengenakan pakaian Kantor. Sampai celana dan Celana Dalamnya saja turun hingga mata kakinya saat itu. Cemburu rasanya saat aku lihat Ibu mengusapi kepala Theo sangat lembut sambil tersenyum penuh makna, hal selanjutnya terjadi adalah Theo sepertinya berbisik entah merayu atau ingin melesatkan penisnya kedalam Vagina ibu ku sambil bercumbu mesra.

Andai feeling ku tepat, saat aku tengah kena masalah diSekolah. Theo merayu ibu habis habisan setelah membawa tas ransel berisi pakaian salin yang bersih. Setelah mengemudikan mobil sampai rumah, Ibu akhirnya yang mungkin sudah dirangsang Theo dimobil nekat membawa pemuda itu masuk kamar saat kakak ku berada dikamarnya.

Setelah kakak ku berangkat menyusul Karna ku tau kena masalah disekolah melalui sosial media, kali ini giliran Theo setengah memaksa memberi ibu ku yang Cantik dan Sexy tak termakan Usia ini memberikan Oral Sex.

Segera ku bergerak mundur dari ruangan Ventilasi atap rumah ku, saat ini aku sadar bahwa akulah anak kandungnya yang lebih memiliki hak atas ibu kandung ku sendiri tentunya. Tapi, saat baru saja keluar dari ruang Ventilasi langit langit rumah lalu hendak menuruni tangga........

"Ting.... Tong.......!!!!!" Suara bell depan rumah berbunyi, seperti ada seorang tamu namun berada diLuar Pagar rumah.

"Ting..... Tong......!!!!!" Kedua kalinya bell berbunyi dari jarak cukup berdekatan, kali ini terdengar suara gemuruh halus perlahan dari kamar ibu.

"Ting... Tong.... Ting.... Tong......" Samar terdengar suara jendela kamar ibu terbuka saat ku tepat saat ku berada diDepan pintu kamarnya. Karna rumah baru ini, anak tangga cukup dekat melewati kamar tidur ibu sebelum berhadapan dengan kamar tamu.

"Iaaaa sebentarrrr!!!!!" Seringai ku lalu terdengar suara seperti orang habis meloncat, atau tepatnya seperti Nangka jatuh dari pohonnya. Dalam hati ku tersenyum puas, Karna tentunya kini Theo harus menahan pusing menahan Konaknya.

Saat ku buka pintu Pagar rumah, sosok pria berambut cepak ala ala militer berdiri dihadapan ku tetap dan dengan Sopan mengucapkan salam.

"Selamat malam dek, apa betul ini kediaman rumah Dek Parjo dan Ibu Susi....." Tanyanya sopan dan halus tak seperti penampilannyabyang cukup garang.

"Perkenalkan saya Surya, pengawal pribadi Pak Ali Sadewo.... Andai berkenan, bolehkah saya bertamu dan bertemu dek Parjo malam ini....??" Sebenarnya malas aku bertemu dengan mereka, tapi mendengar bahasa penuturan kata yang sopan. Sungguh tak ada alasan aku menolak kehadiran keluarga mereka.

"Siapa nak......???" Tanya Ibu panik, namun sudah berpakian rapih dan mengenakan hijab yang mudah dibuka.

"Keluarga anak Mama......" Sindir ku, kepada ibu yang sontak membuat wajahnya memerah menahan Malu.

Sungguh suatu kehormatan sesungguhnya kedatangan keluarga Inti dari pak Ali Sadewo, taipan asal kota ini yang sebenarnya sudah masuk massa pensiun. Terlebih lagi tanpa sungkan Pak Ali Meminta maaf kepada ku atas kecerobohan putranya Leo yang memang lebih Bandel dan tengil ketimbang Theo. Perasaan ibu terlihat lega dan menjaga sikap saat Leo bersama sang ayah yang sudah Sepuh dan terlihat sakit sakitan bertandang kerumah ku.

Mendengar ucapan tulus Pak Ali yang sudah Sepuh merangkai kata Maaf demi salah satu putra kembar yang sepanjang hidupnya ia nantikan, tentunya aku dengan tulus juga memaafkan Pak Ali namun tidak dengan sikap Leo yang masih terlihat dan terasa ngeyel.

Expresi wajah ibu lega walaupun tak sepenuhnya tau, kesalahan fatal Leo lakukan saat mungkin ia tengah bermesraan dengan kakak Leo yang tak lain adalah Theo. Akan tetapi, entah perasaan atau feeling ku saja sepasang mata pak Ali yang sepuh terlihat seperti berbinar saat menatap kecantikan ibu dari jarak cukup dekat. Lalu selanjutnya, tiba tiba hati ku cukup panas dan cemburu saat Pak Ali mulai menyampaikan kedekatan Theo maupun Leo dihadapan ku.

"Saya tak menyangka, anak anak saya pandai memilih teman seperti Parjo serta seorang pebimbing yang baik dan cantik seperti dek Susi......." Ujar Pak Ali melihat ku lalu menatap ibu sedikit lebih lama karna ibu tersenyum manis saat itu.

"Dek Susi mungkin sudah tau dan mendengar bukan bahwa kembaran Leo juga cukup lama mendambakan sosok pembimbing yang tepat, dekat, dan hangat seperti seorang ibu susi bukan....???" Tambah pak Ali yang terdengar Ambigu ditelinga ku.

"Andai ibu Susi berkenan dan berminat menjadi Staff pengasuh serta pembimbing belajar putra putra saya, jangan sungkan hubungi saya........" ucap pak Ali lebih jauh sambil memberikan kartu namanya diDepan ku anak kandungnya.

"Ibu Susi tak perlu khawatir dengan Salary serta beberapa tunjangan untuk putra putri ibu Susi, pasti saya siapkan setiap Minggu dan bulannya. Agar tetap seimbang dengan benefit serta prestasi yang Leo dan Theo dapatkan disekolah maupun diKegiatan Extra Kulikuler Favorite Basket mereka......"

Ku dapati reaksi ibu salah tingkah campur tegang sambil melihat kearah ku yang duduk disana dan jelas jelas mendengar pembicaraan Pak Ali, panas hati dan kekesalan ku memuncak saat ku lirik Leo sepertinya tersenyum sinis penuh kemenangan. Berbeda dengan Ibu yang terlihat ada rasa sangat Tegang serta Expresi rasa bersalah saat menatap keArah ku diruang tamu. Dan akhirnya......

"Permisi pak, saya izin dulu keKamar.... Ada beberapa tugas sekolah yang belum sempat selsaikan......" Kata ku, yang tentu sudah memberikan reaksi Muak kepada keluarga yang kata 'orang' diluaran sana terpandang.

"Naaak, sabar dulu dong sayaaang..... Masa ada tamu dan temen kamu malah kamu tinggal......" Ujar Ibu sebelum aku meninggalkan ruang tamu.

"Aku ga tahan Bu, aku muak....." Ucap ku lirih.

"Mungkin setelah kehilangan ayah, sebentar lagi aku akan kehilangan sosok ibu setelah mereka pulang......" Bisik ku ditelinga ibu sambil bersama sama membelakangi mereka berdua.

Pegangan tangan ibu yang lembut dan erat dilengan ku melemah, lalu setelah ibu lepaskan sepenuhnya.aku berjalan tanpa menyapa apalagi menegur Leo yang notabene kakak kelas sekaligus banyak didekati teman teman ku Karna mereka tajir.

Sungguh beda, sungguh benar benar berbeda situasinya kini. Apalagi mereka sepertinya ingin sepenuhnya merebut ibu dan waktu yang ibu punya dari ku dan kakak ku Jessica.

Setelah ku kunci pintu kamar, entah berapa lama ibu mengetuk kamar namun tak ku bukakan pintu. Beberapa kali ia membujuk ku lewat telfon sama sekali ta ku gubris malam itu, hanya kak Devi yang mengabarkan bahwa ibu khawatir namun langsung ku matikan ponsel yang memang kebetulan lowbat hingga aku tertidur sampai melewati makan malam yang rutin kami bertiga.

**

"Dek, hei..... Kamu ga sarapan dulu.....??" Tanya kakak ku, tepat disaat air shower kamar mandi ibu menyala, Karna selain sengaja ku nanti saat itu tiba pasti ibu tengah mulai mandi pagi dan tak ada dimeja makan.

"Engga kak, lagian aku udah males liat mama yang bakal ninggalin kita......" Kata ku sambil segera menaiki motor yang STNKnya masih atas nama kakak saat ini.

"Kamu beneran ni ngambek sama ibu?? Bukannya harusnya ibu ya yang marah sama kamu dek.....???" Tanya Jessica kakak ku, Karna kali ini aku terlihat benar benar serius.

"Emang ibu ga cerita semalem siapa yang nemuin kita berdua .....??" Tanya ku kepada kakak ku, yang sepertinya ia kuliah cukup siang Karna terlihat masih santai.

"Hmm.... Cerita Sii, malah ibu cerita ma kakak depan kamar kamu dek..... Kakak pulang ibu nungguin kamu buka pintu kamar, trus ibu telfonan deh sama Devi lama." Mendengar penjelasan kak Jess membuat hati ku lebih bahagia tapi....

"Kayaknya ibu emang lebih milih Leo dan Theo kak, kalau gitu caranya mending aku pindah keMajalaya aja tempat aki sama enin...,.." kata ku sambil mulai menyalakan motor matic Vespa keluaran terbaru milik kakak.

"Dek, dek.....please dek.... Semua bisa diOmkngin baik baik sayang..... Dek...... Adek.....!!!" Teriak kakak ku depan gerbang pagar rumah tapi benar benar tak ku gubris saat itu.

Siapapun bahkan mungkin mereka yang hidup bergelimang harta sekalipun pasti akan mengeluh memiliki ayah Gay, kakak Lesbian, terlebih lagi sosok panutan Ibu pelita hati anak anaknya kini bersikap seperti Tante Girang (TG), entah mimpi apa semalam. Karna seingat ku tidur nyenyak dan bangun cukup pagi, tiba tiba ku lihat sosok seorang yang selalu menjadi penyemangat selain anggota keluarga inti ku.

"Kaaak!!!! Kapan sampe Bandung??? Kq ga bilang bilang ......???" Tanya ku histeris saat tak salah lagi, kekasih ku kini berdiri depan gerbang sekolah mengenakan Almamater Kebesaran Universitas ********* .

"Hihihi...... Baru sampe, aku sbenernya td mau ngintip lho pacar aku pake seragam sekolah..... Hihihi....." Senyum ku tentu mengembang melihat kejutan disaat yang tepat hati ku tengah Galau Keras memikirkan tentang keluarga ku yang berantakan.
.
"Truss sekarang Ayang mau kemana....??? Kan aku bentar lagi belajar...." Kata ku bingung Karna hari ini tak mungkin rasanya aku bolos sekolah, Karna harus menyerahkan Tugas yang ku selsaikan kepada salah satu guru killer pagi ini.

"Kamu belajar aja dulu sayang gpp kq, biar aku nunggu dirumah.... Siang nanti kita jalan, trus sekalian anter aku keTravel menuju Jakarta gimana......??" Tanyanya manja, jauh lebih manja dan imut dari biasanya.

"Siap kekasih ku, kalau gitu biar aku anter kamu kerumah....." Kata ku bersiap memutar balik mengantar kekasih ku kembali kerumah ku diBandung.

"Eh ga usah sayang, biar aku naik ojek aja..... Sekalian aku nanti mau kasih surprise sama ibu dan kakak mu Jessica sekalian. Lagian kalau kamu nganter kakak nanti telat malah ga boleh masuk..... " Ujar kak Devi kepada ku.

"Ia juga Sii, tp tau kan alamatnya.....??" Tanya ku santai.

"Tau, tenang aja sayang...... Yang penting kamu fokus belajar ya .... Cuph....." Setelah kam Devi mencium pipi ku, semangat serta tenaga ku yang belum ku isi sejak semalam kembali terisi berlipat ganda.

Perasaan Galau Keras dan Bimbang, Sirna seketika. Tepat saat melihat senyumnya sebelum aku masuk ke area parkiran motor sekolah.

"Gile cuy, diem diem pacar elu Mahasiswi UI......!!!!" Puji Gustaf kepada ku.

"Pantes aja Michelle diAbaikan, ceweknya wujud Sexy dari aktris Cut Syifa....." Tambah Rifqi rekan beda kelas namun cukup Pandai IPA dan Kimia.

"Itu kakak gue, kita Deket Karna doi dah anggep gue kayak adeknya sendiri ...." Kata ku sambil merendah.

"Alaah Parjo......!!!! Mana ada kakak Ama adek nyium Deket banget sama bibi elu gini....!!!!" Sahut Supri yang memang tak pernah lepas dari Kamera Ponselnya, ia kelas 2 namun terkenal asik dan ramah Karna orangnya tak pandang bulu dalam bergaul.

"Ya elah Pri Pri...... Masa ia sih moment gitu aja lu dokumentasiin, lebat ah....." Kata ku yang sebenarnya foto Hasil jepretannya SEMPURNA. bocah SMA Negri ternama dikiss mesra Mahasiswi UI hehehhee.......

"OOO gitu, jadi maha karya gue lu anggap lebay, coba kita liat selebay apa nih kalau gue sebar diMedsos.....!!!" Ujar Supri sambil mengoprek layar ponselnya

"Sett dah Prie..... Jangan Prie!!! Ntar gue kena masalah....!!!" Yang sebenarnya aku makin penasaran reaksi Netijen pagi itu.

*********

Tanpa Supri, Parjo dan Devi sadari, foto hasil jepretan Candid itu banyak diSukai bahkan diPandang para pengamat Seni Fotografi pada umumnya. Sebagai tanda kasih sayang dan cinta seorang Kakak melipur lara kepada Adiknya, foto yang sempat Viral diEra tahun Duaribuan itu yang bertajuk "semangat dari Mahasiswi untuk Siswa" itu. Benar benar melambangkan kasih sayang serta wujud pengorbanan Devi saat tau Parjo sebagai murid cerdas berbakat tengah dilanda Krisis Mental.

Tak heran, andai foto yang diAmbil oleh Fotografer berbakat saat Supriyadi masih duduk di bangku Sekolah itu cukup cepat menyebar dan Viral. Tak ada unsur Pornografi, tak ada unsur Nafsu, sesuai moment dan ketulusan Devi memberi Parjo semangat terpancar dari Expresi wajah Parjo yang terpejam dan tersenyum manis. Serta Expresi Devi yang memejamkan mata tetap tenang, mencium pipi sang Adik yang berseragam rapih penuh perasaan.

Tapi sayang......

Selain banyak pihak yang memuji indahnya potret Pendidikan Mahasiswi yang memberi semangat kepada Siswa SMA pagi itu, saat sebelum jam istirahat sekolah ada beberapa rencana busuk mulai keluar dari dalam kepala orang orang yang iri kepada Parjo maupun Devi.

Terciptalah sebuah Ujian Dahsyat dari segelintir individu yang iri, andai mereka bisa tetap bersama melalui ujian hubungan mereka siang ini........

POV PARJO

Jam istirahat siang berbunyi, saat baru keluar kelas secara tak sengaja ku dengar percakapan murid kelas satu berbeda kelas sambil melihat kearah pintu gerbang Parkiran mobil para siswa Elite sekolah ini.

"Enak banget yak jadi mereka ......" Ujar Adhi, yang cukup terdengar jelas oleh ku saat berjalan santai melewatinya bersama rekan rekannya.

"Asli Cuk, baru sampe jam istirahat dah bisa Izin pulang....." Ujar seorang siswa yang berdiri dekat Adhi yang ku ingat namanya Arka.

"Kapan orang tua gue bisa Kaya KA.....!!! Capek dikit belajar bisa Izin pulang......" Tambah Adhi yang tak sengaja ku dengar, otomatis ku arahkan mata ku keKendaraan Mewah brand BMW warna Silver berkaca gelap Siswa yang baru jam Istirahat sudah bisa Izin pulang.

Setelah melihat dan sepintas memperhatikan Sedan itu aku lanjutkan Aktifitas belajar hari itu seperti biasa hingga melewati tengah hari, melihat lewat Instagram sangat Banyak Respon dan Komentar Positif dari Netijen. Tentunya aku dan Supri sama sama senang, tak heran kalau semangat ku belajar semakin berkobar.

Hingga jam kegiatan belajar mengajar berakhir, aku segera setengah berlari menuju parkiran motor. Tentunya tak ingin kekasih ku menunggu lebih lama lagi dirumah saat ini, hingga saat ku buka pagar dan Parkirkan motor ku diGarasi. Entah mengapa perasaan aneh langsung menyergap ku, tepat saat ku lihat ada 3 bekas kue serta minuman terletak persis ditempat cucian piring yang belum sempat dicuci.

"Buu..... Kak Devi..... Aku pulang......." Perlahan ku buka pintu Kamar Ibu perlahan, siapa tau kak Devi kekasih ku tengah berIstirahat.

Saat pintu terbuka cukup lebar, ranjang kasur ibu terlihat rapih dan bersih seperti biasa. Begitu pula kamar mandinya yang fasilitas lengkap dengan Bathub.

"Tok... Tok... Tok...... Kak devii.... Aku baru pulang..... Maaf nunggu lama......" Sambil Perlahan ku buka pintu kamar kakak. Hasilnya tetap sama...... Sepi.......

Karna penasaran, ku coba hubungi ponsel kekasih ku Karna aku tau waktunya tak akan lama berada diBandung. Apalagi saat ini ia tengah mengenakan Almamater yang cukup modis dengan hijab dan jeans yang ia kenakan. Sedikit keanehan baru tersadar, saat ku periksa seluruh penjuru rumah tak ada tas ransel bawaan kekasih ku diSimpan dirumah.

"Apa kak Devi nyasar ya.....??" Pikir ku dalam hati, setelah lebih dari 5 kali telfon serta pesan ku tak ia balas.

Perasaan ku semakin tak menentu Karna benar benar kehilangan jejak kak Devi siang itu, sampai akhirnya aku melangkah keluar rumah menuju warung kios yang rutin ditingkrongi rekan rekan Akang Ojol. Karna beberapa dari mereka serta pemilik kios cukup akrab dengan ku, hal ini tak diketahui ibu maupun kakak ku tentunya. Karna sesekali aku jadikan kios itu basecamp merokok.

"Kang Timo, punten..... Mau tanya.... Liat Sodara saya ga tadi kerumah, ciri cirinya pake kerudung trus Jass almamater kuliahan...." Tanya ku kepada kang Timo yang jadikan kios ini sebagai pangkalannya sehari hari.

"Waduh den Parjo, saya ga liat.... Lagian ini baru aja saya keluar dari rumah.... Coba tanya kang Acun, dari pagi dia jualan tuh....." Ujar Kang Timo kepada pria yang beberapa tahun lebih dewasa dari ku, dan kenal cukup akrab Karna ia berjualan gorengan serta beberapa jenis Juice buah buahan.

"Kang Acun punten kalau ganggu, saya mau tanya......" Kata ku sesopan mungkin kepadanya.

"Eeh, Parjo.... Baru pulang sekolah nih??? Gimana gimana....??" Ujar kang Acun ramah dan sedikit berbasa basi.

"Ia nih kang, baru pulang hehehe..... Sebenernya tadi pagi ada Sodara Deket jari jakarta, kesini naek ojek online tadi pagi... Kang Acun liat ga? Takutnya ia ga sampe rumah hehehhe......" Kata ku kepadanya.

"Emhh...." Kang Acun berpikir sejenak, lalu.....

"yang tinggi putih pake kerudung yah???? Terus pake jasa kuliahan....?" Kang Acun persis menanyakan ciri ciri kekasih ku saat itu.

"Naaah ia ia itu kang, kang Acun liat???"

"Ia jo tadi masuk rumah dibukain pintu sama teh Jessica, emang kenapa Jo??" Kata kang Acun tersenyum sambil menggoreng beberapa jenis dagangannya.

"Syukurlah kalau sampai rumah hehehe..... Tapi kq ga ada dirumah ya?? Apa ikut sama kakak ku kang??" Tanya ku sambil mulai berdebar mendengarkan kesaksian kang Acun.

"Setau saya sih......" Sambil mencuci tangannya yang terkena noda terigu.

"Teh Jessica mah berangkat kuliah sendiri, da yang bukain gerbang Sodara kamu yang pake kerudung terus ..." Ujar kang Acun membalikkan gorengan.

"Terus gimana kang??" Tanya ku penasaran.

"Sabar atuh kang Parjo saya sambil ngGoreng ni takut kena minyak panas..... Hehehhee....." Ujarnya sambil tersenyum namun sepertinya expresi wajah ku Tegang dan tertangkap olehnya.

"Terus seingat saya mah ya, kalau ga salah liat sih Pas banget Ibu mau berangkat kerja naik mobilnya." Sambil menggaruk dagu.

"Tiba tiba ada mobil kayak jemput ibu da parkir disana, keliatan Ama saya ibu ngobrol bentar sama temennya yang naik mobil, trus ibu masuk rumah. Pas keluar rumah lalu masuk mobil ibu yang biasa pake, barengan sama Sodara yang tinggi putih pake kerudung ikut mobil ibu sambil bawa tasnya ......" Jantung ku berdebar cukup hebat mendengar kesaksian kang Acun.

"Mobilnya yang nunggu ibu diluar trus bareng mobil Ibu berangkat dari rumah, itu jenis Sedan BMW warna Silver bukan kang??? Trus bempernya ceper modifikasi.....??" Tanya ku dengan nada sedikit bergetar.

"Naaah ia itu kang bener, baru mau saya bilang..... Da ibu sama Sodara kang Parjo mah tetep naik mobil yang biasa ibu pake, sekitar jam Sembilan lebih lah mereka berangkat bareng tadi....."

"Makasi ya kang infonya, jadi saya ga bingung nyari lagi..... " Sambil tersenyum kecut saat itu.

"Aman, pkoknya warga sini mah saling jaga kang. Ada apa apa jangan sungkan tanya sama kita kita....." Ujar kang Acun dengan logat khas Sunda, walaupun belum saling kenal dalam berapa bulan sikap mereka selalu hangat dan kekeluargaan.

Sesampainya diRuang tamu, badan ku terasa lemas saat sadar BMW Silver yang meninggalkan sekolah saat jam istirahat tadi adalah milik Leo. Informasi itu ku lihat melalui Fake Avcount Instagram ku yang sudah saling memfollow satu sama lain.

Lalu tiba tiba, ada telfon dari Rekan baik ku yang berhasil menjepret aku dan kekasih ku dimoment yang indah lagi hari tadi. Ya tepat sekali, ia adalah Supriyadi .....

"Hallo Jo......" Terdengar suara Supri berat saat menelfon ku Siang itu.

"Ia Prie..... Da apa ni tumben banget nelfon......" Kata ku berusaha santai padahal jantung ku dah Dig duh berdetak tak karuan.

"Gawat Jo.... Gawat....." Ujar Supri memperingatkan ku.

"Gawat kenapa Bro......???" Tanya ku bergetar.

"Gue ga mau ini jadi Fitnah, tapi elu itu kawan gue yang baik Jo. Sekarang lu liat deh via video call sama gue fotoin sekalian." Ujar Supri lalu langsung mengganti saluran voice call manjadi video call.

Sungguh aku tak percaya ini terjadi, kalau bukan hasil tangkapan kamera Ponsel teman baik ku Supri saat itu. Rupanya, saat ini Leo tengah bersama Devi disuatu restaurant Mall. Tempat itu memang salah satu Mall terbesar diBandung kota, namun yang membuat ku tak habis pikir Mengapa Ibu tega mengenalkan kekasih ku kepada Leo!!!!!

Belum lagi, kak Devi kekasih ku tak menjawab sambungan Video Call, Voice call, hingga telfon seluler ku saat ini dan tadi.

"Jo..... Jo.... Lu gpp kan Jo.....??" Berkali kali panggilan Supri akhirnya membuat ku sadar dari lamunan ku.

"Ia Prie aman, mereka ga berduaan aja kan...." Sambil ku perhatikan jam dinding hampir 4 jam mereka berarti berduaan di mall itu.

"Gua liat ada Theo sii tp Ama teteh hijab Cantik dan Sexy Jo..... Kayaknya Kakak pacar elu deh ....." Ujar Suprie yang memberikan Informasi rupanya tak tau wanita dewasa itu adalah Ibu ku, tak ku kira bagi sepintas orang liat Ibu terlihat seperti Kakak dari kekasih ku Devi.

"Coba video sama fotoin bro, ntar gua traktir lu Pulsa sama makan deh......" Kata ku singkat demi melepas penasaran apa yang Suprie kakak kelas ku lihat saat itu.

Tak lama kemudian terkirim kepada ku sekitar 2 menit lebih 1 video serta Foto kebersamaan mereka berEmpat saat makan Siang diResto yang terkenal dan meja cukup terbuka. Ku putar Video kiriman hasil pengintaian Suprie, sambil tiba tiba masuk beberapa Video lainnya dari Felicia.

Meskipun waktu pengiriman ku terima hasil rekaman Video mereka bersamaan, namun percakapan serta moment mereka makan siang itu berbeda. Terlalu menyakitkan andai ku ingat percakapan mereka siang itu, namun secara garis besar. Siang itu, Leo secara tak langsung tengah mendekati Kak Devi kekasih ku.

Entah apa yang ibu pikirkan saat itu.....

Meskipun terlihat dingin dengan Rayuan Leo, baik teman Felicia maupun Supri kehilangan jejak saat mereka berjalan bersama menuju Parkiran. Masuk akal rasanya andai mereka menjaga jarak, sampai akhirnya aku punya ide agar menghubungi mereka dengan nomer kontak ku yang tak mereka ketahui.

Setelah ku gunakan foto profile Dinda dengan akun kloningan What's up melalui ponsel ku, segera ku coba hubungi kekasih ku dengan nomer kontak yang tak Devi ketahui sebenarnya itu adalah aku yang menghubunginya ditempat yang nyaris tak ada suara. Karna kebetulan rumah sepi, sebenarnya ini trik lama membohongi dan mendengar kegiatan lawan bicara kita apabila sulit kita hubungi.

Setelah dicegah Supri serta Felicia apabila aku menyusul keMall, ku jalankan trik jurus mengintai ala anak SMP namun Dan akhirnya.....

"Halo....... Dinda...... Halo..... Halo....." Rasa Marah berCampur sedih sangat menyesakkan Dada ku, hanya beberapa kali menunggu Nada dering kekasih ku Menjawab sambungan Voice Call yang hanya bermodalkan Foto Profil Dinda salah satu teman dekatnya.

Ini jelas, berkali kali telfon ku tadi sengaja tak ia jawab.......!!!!

"DiBandung ya Dev, lagi dimall PJV??? Kebetulan ni gue jg lagi diWilayah Jln.Sukajadi...... hihihihi...... Sorry sinyal gue rada eror...." Pesan singkat ku kirimkan setelah ku matikan sambungan Voice Call, sambil pura pura kesulitan mendengar pembicaraan dengannya tadi yang padahal speaker ponsel ku setting Off.

Terasa perih membaca balasan chatnya yang bertuliskan.......

"Ia ni saay...... Kata temen gue Deket Doong....." Namun membuat ku tak kehilangan akal memancing lebih dalam walaupun pesan yang kekasih ku kirim cukup singkat terasa ia sedang sibuk melakukan sesuatu saat ini.

"Temen apa temen...... Hihihi..... Padahal gue mau traktir Makuta nih, paling terkenal enak lho diBandung ku dah lama kan Din pengen.....??" Pancing ku lagi dengan cemilan Favorite yang cukup lama ia cari, Karna jarang ada yang jual sebelum ia sadar kontak ini bukan lah kontak Dinda.

Respon kekasih ku selanjutnya yang terjadi, sungguh benar benar diluar dugaan.....

"Ah..... Din.... Akh .....hallo.... Emhhh" seperti sedang melakukan sesuatu Saat ku terima sambungan Voice call, sudah ku setting Off Speaker Ponsel ku, terdengar jelas suara kekasih ku mendesah saat itu dan suara musik romantis cukup jelas melantun.

"Aaah, bentar Doong aku lagi ngobrol sama sahabat akuuh.....!!!Emmmhhhh... Leo...." Setelah beberapa detik kemudian masih dalam sambungan Voice call WA.....

"Din sssshh, mu ketemuan dimana ssshh aaah........" Setelah ku pastikan terekam dan mendengarkan baik baik, ku matikan sambungan Voice Call WA kekasih ku.

Tangan ku gemetar menerka nerka apa yang mereka lakukan, lalu tengah ada dimana mereka kini..... Mengapa Kekasih ku seperti mendesah berkali kali??? Apa Kekasih Ku kak Devi tengah berkencan dengan Leo.....??? Bagaimana bisa??? Apa ibu udah benar benar binal???? Secara berdasarkan keterangan Saksi kang Acun tadi, Ibu lah yang mengajak kekasih ku bersamanya.

Segera ku lancarkan memancing aktifitas kekasih ku selanjutnya, guna lebih banyak informasi dan bukti. Sebelum kekasih ku sadar, bahwa kontak yang tak ia save dan chat ria kini BUKANLAH DINDA......

"Sorry say, sinyal aku lemot.... Hihi... Voice call aja..... Ntar gue anterin deh Makootanya kalau lu lagi sibuk pacaran ma Parjo lagian gue ga bisa lama ketemu ntar..... Hihihi.... Mau rasa apa nih?? Biar gue ga ganggu elu....... Karna bentar lagi gue jalan...... ." Pancing ku kepada Kekasih ku yang entah sedang apa yang ia lakukan kini.

Beberapa pesan dari sahabat baik ku Supri serta teman Felicia masuk, kesamaan mereka kehilangan jejak adalah Studio Bioskop Satin serta Parkiran Mobil yang Lenggang diLantai Atas. Adapun hal lain yang mereka katakan yang terdengar menghibur ku agar tetap tegar jalani Ujian hubungan ku dengan Kekasih ku.

Pada saat itu memang salah perhitungan ku dan teman teman ku salah, yang mengira mereka berEmpat Nonton Bioskop CGV diStudio Satin. Karna studio Bioskop itu menyediakan Fasilitas seperti Spring bed bukan Kursi bioskop pada umumnya.

Namun saat terdengar beberapa Voice Note selanjutnya dari kekasih ku, benar benar membuat ku lesu tak berdaya.......

"Kita ketemuan diPool Trans Travel Din yang dijalan Pasteur aku balik Jakarta soalnya, satu jam lagi bisa ga......??" Dengan suara backgroud musik romantis lalu terputus, yang baru ku sadari kekasih ku tengah berada diDalam Mobil BMW Silver milik Leo.

"Please ya say..... Depan Parjo nanti jangan bilang aku diPVJ.....hihihi...." Dengan tetap terdengar suara musik melantun.

"Ok say.... Aman... Sorry sinyal gue lemot jadi agak lama bales." Supaya kuat alasan ku tak membalas Voice Note kepada kekasih ku yang kini tengah menyamar melalui Kontak Palsu identitas Foto Profil Kak Dinda.

"Jadi lu Ama sapa tuh hihihi..... Eh mau rasa apa nih, Makutanya kayaknya Vanilla sama variant Cheese enak deh say...." Balas ku dengan pesan chat biasa, sambil entah kenapa tiba tiba menahan Horny andai benar saat ini Leo tengah mengencani kekasih ku.

"Boleh deh dua duanya say..... Hmmm....ehmmhh......" Suara kekasih ku lewat Voice Note terdengar kembali menggairahkan lalu ia putus.

"Muach.... Abis ini udah ya....." Suaranya voice note selanjutnya samar seperti sedikit menjauh dari speaker ponselnya lalu mulai berbicara mengirim pesan suara.

"Aku lagi diculik pangeran minyak tajir hihihi....." Lalu voice note kekasih ku pun berakhir, ku sandarkan tubuh ku diSofa ruang tamu sambil menatap langit langit rumah ku dan terdiam.

Tapi anehnya, perasaan Horny, Sesak, dan sakit hati menyatu dalam dada ku siang itu. Setelah hampir 30 menit ku merenung, ku rasa sudah saatnya ku ambil keputusan sambil membawakan kenangan terakhir untuk calon mantan kekasih ku. Sudah menjadi Prinsip laki laki mengambil keputusan saat tau kekasihnya sudah tak setia demi alasan apapun.

Secepat mungkin ku beli Makuta dengan 2 variant rasa yang ia minta, lalu aku meluncur kePool Transit Travel Trans. dan menitipkan 2 Makuta kepada Admin, agar diberikan kepada Penumpang Devi Andriyanti yang rupanya sudah Booking untuk Pukul 2 siang.

Tentunya bagi yang pernah menjalani hubungan LDR, 1 atau 2 jam sangat berarti bukan.... Tapi terasa menyakitkan saat tau Faktanya ia malah bersenang senang dengan cowok berUang.

"Deek, beneran gpp dititip aja.... Padahal kurang dari 30 menit lagi yang booking pasti Dateng......" Ujar petugas resepsionis kepada ku.

"Kalau saya nunggu diLavatory bisa ga mbak....??" Sambil mencari toilet.

"Maklum perut saya lagi ga enak...... Hehehe....." Ku ucapkan bergetar sambil mengusap perut ku yang sebenarnya baik baik saja.

Malah dada ini sebenarnya terasa Sesak......!!!

"O ia silahkan, ada diKanan ujung lorong setelah toilet wanita......" Ujar Resepsionis menunjuk kearah dalam bangunan.

Setelah membasuh wajah ku dengan Air keran yang terasa segar membasahi wajah ku, ku lihat ponsel ku yang sengaja ku setting Silent mode. Beberapa panggilan masuk serta pesan masuk berhamburan dari Supri, Felicia, sedangkan paling banyak dari Devi dan Ibu.

Sampai akhirnya, dari bilik toilet yang nyaman untuk menenangka. Diri terdengar suara yang sangat ku Hafal sedang berbicara melalui sambungan Telfon........

"Bu, gimana Doong..... Aku takut ini....." Cukup jelas terdengar suara kekasih ku Mahasiswi Universitas ternama yang sedang cemas.

"Ia, mestinya aku langsung nemuin Parjo Bu, tp tadi masih berasa pusing trus Leo jg agresif banget Bu....." DUERRR!!!! benar saja rupanya sudah terjadi sesuatu antara kekasih ku dan siBrengsek Leo.

"Ga tau ini Bu aku beneran bingung harus gimana, apalagi titipan Makuta tadi bukan dari Dinda tapi dari cowok kata resepsionisnya..... Gimana dong Bu.... Aku jadi takut......." Rengek Kekasih ku Devi, yang sudah sadar yang menghubunginya ternyata bukan Dinda.

"Ga dijawab bu, telfon aku ga dijawab...... Aku takut Bu, meski seru tapi aku takut banget Parjo tau dan terluka Bu ....." Jawab Kekasih ku melalui sambungan Telfon.

"Ia bu, makasi ya ...... Maaf ganggu... Aku bakal coba terus hubungi Parjo Bu sebelum balik Jakarta......" Lalu tak lama kemudian terdengar pintu toilet kamar mandi wanita yang satu tembok dengan Toilet Pria dibuka lalu ditutup kembali.

Beberapa menit kemudian, ku amati tempat duduk Kekasih ku Devi dari jarak aman. Selain tak lagi mengenakan Almamater kebesarannya yang tadi pagi ia pamerkan kepada ku, cukup terkejut melihat cukup banyak barang belanjaan Fashion yang ia bawa.

Ku akui, selama ini aku tak pernah berikan kekasih ku ini kemewahan. Apalagi dari segi Umur dan janji kita berdua, perasaan kami tulus tanpa syarat. Sampai akhirnya...... Expresi wajah pucat pasti terpancar saat sepasang mata Kekasih ku menemukan keberadaan ku yang berdiri diUjung lorong menuju Toilet.

"Aku ga nyangka kak..... " Saat ku duduk didekat kekasih ku.

"Aku bener bener ga nyangka kakak dan ibu ku sendiri tega berbuat ini sama aku....." Tambah ku sambil melihat wajahnya yang mulai bagian putih matanya memerah dan tak sanggup berkata apa apa.

"Maaf ya kak, hanya Makuta Cheese dan Vanila yang sanggup ku berikan setulus hati ku buat kakak....." Lalu terlihat Mobil travel pun tujuan Jakarta berada didepan, bersiap ditumpangi penumpang yang sudah membooking DNA membeli Ticket.

"Itu kenangan terakhir ku buat kakak, nikmatin ya kak..... Karna mulai sekarang aku udah ga bisa jadi kekasih kakak lagi......" Kata ku lirih sekuat tenaga masih bisa menahan untuk tak cengeng saat itu.

"Jo please denger penjelasan aku sayang...... Jo....." Ku tarik tangan ku lalu segera berdiri meninggalkannya sendiri yang hanya tinggal naik travel menuju kota asalnya demi menuntut ilmu lebih dalam.

"Jo, please Jo...... Aku sayang kamu jo..... Aku Cinta kamu, please denger dulu penjelasan aku...... " Benar benar tak ku hiraukan Mantan Kekasih ku ini sekarang, meskipun gerimis dan hujan mulai turun langkah ku mantap menuju parkiran motor.

"Parjo please dengerin sebentar aja sayang, penjelasan ku aku mohon......" Sambil berurai air mata ia memegangi lengan ku yang baru selsai mengenakan helm ditengah hujan, namun benar benar tak ku hiraukan.

Setelah berhasil dengan lembut menyingkirkan tangannya dilengan ku, ditengah hujan semakin deras dan petugas Travel menghampiri kak Devi membawakan payung setelah membawa masuk Tas dan semua belanjaan yang sepertinya diTraktir Leo. Ku tinggalkan kak Devi yang sudah ku anggap ia mantan kekasih ku kini.

Ditengah hujan deras, ku nikmati perihnya situasi yang benar benar tak bisa ku kendalikan saat ini. Namun pikiran ku masih waras, sampai akhirnya ku putuskan berteduh dibawah Fly Over sambil segera menonaktifkan semua sosial media diponsel serta sementara waktu menin aktifkan Ponsel ku meski Tahan air.

"Rokok dek......" Tawar seorang pria yang ku perkirakan Anggota Abdi negara.

"Ambil aja, jangan sungkan...... Sebagai lelaki, terkadang hati kita akan jauh lebih bijak menilai sebuah Masalah ketimbang Narkoba dan Minuman Beralkohol." Tanbahnya yang kebetulan rokok yang ia tawarkan sama dengan Rokok Favorite ku, Sampoerna Mild.

Beberapa percakapan kami berdua mengalir dan semakin larut, saat aku tau Profesi akang yang ku kira seorang perwira ini Driver Ojol yang cukup kaya akan pengalaman. Terbukti, baru habis sebatang rokok ia sudah mampu menebak lalu bertukar pengalaman perihnya Patah hati

Sampai cukup larut dan hujan mulai reda, cukup kaget aku rupanya ia cukup sering nongkrong di warung kang Acun dan Kang Timo. Tapi sayang, sekitar 30 menit kami larut dalam pembicaraan yang terasa Hangat dan Akrab. Aku lupa tak menanyakan namanya.

Entah mengapa saat ku berada bersama akang Ojol tadi, seperti teringat dan nyaman saat bersama Marco.

Mama dan Kakak ku Jessica pasti ga akan seNakal ini, andai ayah kandung ku tak ngidap penyakit Homo sexual seperti sekarang. Segera ku lajukan motor matic ku perlahan membelah air yang tergenang diAspal setelah hujan. Namun, saat baru saja ku Parkirkan diGarasi rumah yang ku pikir malas bertemu ibu tiba tiba......

"Ya ampun Jo, sampe basah kuyup gini....... Yuk kedalem cepet salin......nanti kamu masuk angin lho Jo......" Ajak Felicia yang entah sejak kapan mengikuti ku sampai rumah.

Kedatangan Felicia mengunjungi ku kali ini, mulai membeberkan Rahasia awal mula kedekatan Ibu bersama Theo lalu disusul Leo yang Felicia akui sempat membuat ia tergila gila. Sampai lebih lanjut ia ceritakan, saat membuntuti Leo yang awalnya terlihat bersama mantan kekasih ku Devi. BerAwal dari informasi Sahabat dekatnya yang tak setuju dengan Leo, dan kebetulan sahabatnya rekam Leo mendekati mantan kekasih ku Devy saat berada diMall.

"Gue ga nyangka Jo, mereka bisa sadis gitu ngerebut satu satu wanita yang ku sayangin...... Apalagi......" Ujar Felicia tertahan.

"Ya udah fel, sekarang gue bisa bedain mana sobat yang tulus dan modus.... Lagian gue mau tetep fokus belajar demi bisa mandiri dan pisah dari keluarga berantakan ini....." Kata ku sambil mengungkapkan rencana ku selanjutnya.

"Salut gue Ama elu Jo bisa tegar....."

"Tegar dari luar, didalem gue tetep rapuh Fel hehehehe ..... Eh tugas sekolah hari ini dah beres belum??" Tanya ku kepada Felicia.

"Belum sih, lagian gue khawatir Ama elu.... Makanya gue cek elu dirumah, takutnya elu gantung diri gitu hihihihi.....*

"Wah parah lu Fel, dah ah dari pada gue bt gue ngerjain tugas diRumah elu aja ya!!!!" Pinta ku Karna tak ingin bertemu Ibu yang sebentar lagi pasti pulang kerumah dari kantornya, entah cerita dan bujukan apalagi akan ia sampaikan kepada ku nanti.

"Eh serius!!!! Baru kali ini gue Nerima tamu tapi ngajak belajar dirumah hehehehe......" Ujar Felicia sambil tersenyum jenaka, terlihat sisi tomboy dan manjanya dihadapan ku kini sebagai sama sama anak bungsu dalam anggota keluarga.

Cukup cepat kami akrab dan terasa seperti Sahabat lama, saat bertandang keIstana Felicia. Entah mengapa Penis ku tak bisa kompromi saat berkenalan dengan Tante Sovia, yang tak lain dan bukan adalah ibu kandung Felicia. Selihai mungkin ku redam otak mesum ku lalu mengerjakan tugas bersama Felicia diPavilium samping Istana keluarga Felicia.

Karna sempat sama sama kesulitan mengerjakan tugas Kimia dan Fisika yang biasa aku mengandalkan mantan kekasih ku. Akhirnya Felicia mengundang Anita, Novi, Tabranie serta beberapa rekan kami yang cukup cerdas dalam hal hitung menghitung dengan Rumus.

KeSeriusan kami yang mulai Ruwet menyelesaikan tugas sekolah yang cukup banyak, mengundang perhatian Om Hardy. Selain berkenalan sesaat sambil berbincang bersama Tante Sovia, perhatian Om Hardy yang terlihat cukup sepuh dan berbeda dengan Sosok Tante Sovia yang hampir sama bugar seperti Ibu Ku Susi.

Tentu lebih perhatian kepada ku, sampai akhirnya entah Felicia dapat kontak Ibu dari mana, Tante Sovia dan Ibu ku Susi langsung Akrab hanya dengan melalui sambungan Telfon. Semua ini ide Felicia tentunya, ia sampaikan kepada ku agar Ibu dan Kakak ku tak cemas aku berada dimana.

"Jo, Tante udah izin ibu lho nak ..... Kamu jangan sungkan belajar dan main dirumah ini ......" Ujar Tante Sovia didampingi suaminya Om Hardy saat aku dan teman teman berpamitan pulang, sebelum malam semakin larut.

"Bener itu Jo, om setuju banget kamu bisa bawa aura positif buat anak bungsu om yang masih manja ini....." Tambah Om Hardy.

"Makasi om Tante tawarannya, kalau saya emang suntuk dan mentok ngerjain tugas sekolah saya pasti bareng Felicia belajar disini sama temen temen....." Kata ku, yang mulai menerima tawaran belajar bersama Felicia mengejar jalur Ujian Prestasi menuju Universitas Favorite ku.

"Kalau gitu kami pamit dulu om, Tante...... Saya gpp bareng Parjo, kebetulan kami searah kq......." Ujar Tabranie teman baik ku, sekaligus penolong dalam hal perhitungan dan hafalan rumusan kimia.

"O ia ia..... Hati hati diJalan, salam sama orang tua kalian dari saya Pak Hardy....." Yang tampak senang dengan awal aktifitas Positif dirumah megahnya kini bersama bidadari bungsunya Felicia.

"Kalau kalian kesulitan ngerjain tugas juga ada anak saya nomer Dua nanti bisa bantu, Tony jadi ga usah sungkan belajar bareng Felicia diRumah ini...." Ujar Om Hardy kepada kami semua rekan sekelas Felicia.

Sesampainya diWarung kang Acuun yang tak jauh dari rumah, diam diam aku kembali menyelinap. Ku minta Tabranie merahasiakan hal ini dari siapa pun. Sampai akhirnya rekan baik sekelas ku langsung tancap gass menuju rumahnya setelan mengantar ku.

Ku lihat waktu diponsel ku yang baru ku aktifkan tapi ku matikan data internetnya, masih jam 19.20 malam. Ku pikir tak ada salahnya nongkrong agar menunggu ibu tidur, jadi aku tak perlu menemuinya agar Emosi ku tak meledak.

Setelah hisap rokok dan minuman segar, menggunakan nomer berbeda ku aktifkan data internet ponsel ku saat itu sambil duduk diPojokan yang disediakan Kang Acun dan Kang Timo. Rencana ku bersantai ria sambil menikmati berselancar di dunia maya gagal, setelah ku Intai media sosial yang menampilkan serta menyimpan aktifitas 'mereka'.

Bagai diasah oleh rasa Horny serta cemburu jadi satu, saat semua ku awali melihat beberapa Story' tersimpan diAkun media sosial Leo......

DiSana ada beberapa penggalan klip video tersimpan, layaknya status what's up yang kekinian. Ku Awali dengan klip paling lama sekitar hampir 2 Minggu lalu awal aku mulai berbohong pada ibu, Ibu saat itu terlihat cantik dan anggun mengenakan hijab berwarna Hijau muda + stelan kantor berbalut Blazer duduk sendiri mengamati seperti mencari cari ku namun diDekati Leo.....

Tertuliskan Caption disana bertuliskan "Anyone Knows Who She Looking For???" Rupanya saat itu baik Leo maupun Theo serta beberapa teman ku sudah kagum dengan kecantikan Ibu, yang cukup alami tanpa make up tebal.
Lekuk tubuh sexynya yang sekarang hanya seminggu 2 kali ia latih, tertutup pakaian kantor yang ia kenakan Karna cukup longgar serta tergolong sopan.

Minggu selanjutnya hari yang sama, sesuai cerita Felicia ku lihat kini penggalan Video Highlight Foto clip tersimpan diAkun Medsos Leo yang memberi Caption "She So Perfect....." Sambil makan bersama dikantin sekolah namun sedikit terpisah.

Hanya Leo dan Felicia yang cukup dekat bersama ibu, bersama beberapa wali murid maupun rekan tim basket ku saat itu. Jadi bisa dibilang caption itu bisa Leo sematkan kepada Felicia atau Ibu, lalu ku buka beberapa hari terakhir hingga menjelang siang tadi. Meski hanya beberapa foto biasa, namun melihat kedekatan ibu atau diapit mereka berdua entah mengapa pikkran ku menerawang horny.

Tepat teringat moment ibu datang sembunyi sembunyi seperti tak ingin ku ketahui tempo hari, sebelum ku bisa menebak sejauh mana hubungan mereka walau pernah mengintip Theo memberikan Oral sex kepada ibu!!!

Beberapa foto yang termasuk Instastory yang ku lihat diMedsos Leo adalah, saat moment kebersamaan mereka bertiga plus Kak Devi mantan kekasih ku.

Bisa ku tebak sepertinya Theo mentraktir ibu berbelanja keliling Mall setelah Leo mentraktir kak Devi mantan kekasih ku berbelanja sejak pagi sepertinya.

Hal lainnya yang membuat ku benar benar terkejut adalah, Theo rupanya cukup sering nongkrong di ruangan kerja Ibu ku Susi!!!!!!

Semua itu terbukti dari beberapa foto insta Story yang Theo simpan, diAkun Media Sosial Instagramnya. Selama ini Ibu tak pernah bercerita sampai sejauh ini, terlebih lagi aku yang sibuk belajar dan selalu lebih perhatian kepada Devi. Bahkan waktu senggang ku juga saat libur, ku korbankan untuk mantan kekasih Ku Devi.

Demi menutupi semuanya dari ku, diAkun Instagram ibu yang ku Pantau melalui Fake Avcount yang mengenakan Foto Foto teman SMP ku kemarin. Sama sekali tak ada jejak bahkan Ista story' tak penting dari Medsos ibu.

Sedikit ku berfikir jernih, sepertinya bagi ibu pendekatan mereka tak berarti baginya. Apalagi ibu ku pikir hanya butuh selingan dan perhatian setelah Marco resmi berpacaran dengan Windi.
.
Saat itu aku yang duduk diPojokan warung, tak terasa hampir menjelang tengah malam menahan konak membayangkan Theo dan Leo merasakan kehangatan Tubuh ibu ku, serta Leo yang mungkin sudah berhasil tidur dengan Mantan kekasih ku Devi.

Secara penampilan aku bisa bersaing dengan mereka, secara fisik dan Materi tentu aku kalah telak. Mengingat bagaimana mantan kekasih ku mengatakan tengah "diculik", rasa sesak didada ini bercampur horny membayangkan apa yang mereka lakukan diParkiran mobil Mall saat itu.

***

"Trek....trek...trek....." Sepelan mungkin ku buka pintu ruang tamu, berharap ibu tak keluar kamar saat ku pulang.

Tapi ternyata........

Ku dapati ia tertidur diruang kecil biasa kami gunakan menonton tv bersama diatas Sofa, dari gurat wajahnya beliau terlihat sangat lelah sembari mengenakan piyama tidur tak mengenakan hijab.

Ku pandangi wajah cantiknya yang tak termakan usia, kelelahan sambil menyimpan beberapa bungkusan Kado special untuk ku.

Iba rasanya aku berprasangka buruk kepada sosok wanita jelmaan bidadari yang kini berjuang membesarkan ku sendiri, ku ambil Selimut dikamarnya lalu sepelan mungkin ku selimuti ibu yang nampak kelahan namun masih menunggu ku pulang malam ini.

Sama sekali tak ku sentuh Kado maupun hadiah yang bisa jadi diTraktir Theo demi menjilat ku agar berbagi perhatian ibu.

Saat ku hendak menaiki anak tangga, tiba tiba ......

"Baru pulang dek???" Tanya kakak ku yang sedari tadi melihat ku menyelimuti ibu yang tertidur diatas Sofa ruang tamu.

"Ia kak, kakak belum tidur??" Tanya ku sepelan mungkin.

"Aku tadinya mau cari kamu, tapi Tante Sovia dan Jessica bilang katanya kamu masih ngambeuk sama ibu ...." Ucapnya lirih kepada ku.

"Owh.... " Kata ku sesingkat mungkin lalu berjalan menuju kamar ku.

"Dek ...... Bisa kita bicara sebentar dikamar kakak.....??? Kali ini serius, demi Ibu kita !!!!"pintanya kepada ku.

BERSAMBUNG.

EPISODE 2

DOWNLOAD VIDEO MESUM TERBARU