Timeline : 2008 pertengahan
--disclaimer : NO SARA--
--POV Rency--
Masih terasa sakit semua badanku setelah kejadian kemarin. Akupun memutuskan untuk beristirahat dulu dirumah dan ijin tidak kuliah dulu 3 hari ini. Untungnya absensi ku masih aman, dan juga menjelang akhir semester tinggal persiapan untuk ujian akhir semester (UAS) saja. Dirumah sekarang sedang ada papa ku, aku, cleo, dan bude ku. Mama ku sedang kerja dan papa saat itu sedang ambil cuti. Untung saja mereka tidak bertanya kenapa aku 3 hari ini bolos kuliah.
Saat ini aku tinggal dengan papa dan mama ku (bukan ortu kandungku) yang seharusnya aku memanggil papa dan mama ku ini paman dan bude. Tapi karena sedari kecil aku sudah di asuh mereka maka aku memanggil mereka papa dan mama. Sudah seharusnya aku tahu diri karena aku bukan anak kandung mereka. Orang tua kandung ku belum siap untuk memiliki momongan pada saat itu. Tetapi mereka (ortu kandung ku) masih sering mengunjungiku di rumah papa dan mama ku ini. Orang tua kandungku pun aku panggil dengan bapak dan ibu agar membedakan dengan papa dan mama ku.
Mama ku memang belum bisa punya anak. Entah kenapa padahal sudah cek ke dokter bahwa papa dan mamaku tidak ada masalah di kesuburan. Mungkin sudah takdir mereka punya anak dari adiknya. Yaitu aku yang merupakan anak asuh mereka. Walau demikian aku anggap sebagai orang tua kandungku sendiri.
Walau begitu sebagai manusia normal yang punya hawa nafsu pasti ada terbersit sedikit tentang itu. Ya… ada yang aku belum ceritakan ke Tono. orang yang pertama kali menjamah tubuhku adalah papa ku. Papa asuh ku yang seharusnya aku panggil paman. Saat itu terjadi pertama kali saat aku kelas 3 SMA (mohon maaf tidak diceritakan daripada kena pasal underage walau sudah berumur 18tahun saat itu tahun 2006 karena aku kelahiran 1988). Yang jelas saat awal-awal aku ingin melanjutkan kuliah. Dan mau tak mau aku harus membayarnya dengan sesuatu. Tidak sering sih. Hanya saat aku meminta sesuatu saja, aku sadar harus membayarnya dengan sesuatu pula.
Bude : “Rency...hari ini Tono kesini?”
Rency : “enggak bude. Kan Tono kuliah”
Bude : “ngomong-ngomong nih tentang hubungan kalian. Bude udah khawatir bakalan terjadi semakin jauh. Paham kan maksud bude.”
Rency : “iya bude, biar gak kejadian kayak bapak dan ibu kan.”
Bude : “iya itu. Bude khawatir aja. Kapan Tono mulai mau ikut ibadah kita?”
Rency : “belum tau bude. Rency masih usahakan untuk hal itu” aku pun kembali berfikir tentang perbedaan ku dengan Tono.
Bude : “ya udah yang penting kamu jaga diri ya nduk. Biar gak terulang lagi. Bude mau pergi dulu”
Rency : “iya bude. Hati-hati”
Hari ini tinggalah aku, cleo, dan papa ku dirumah. Tiba-tiba ada sms masuk.
Tono : “yank...gimana kabarnya?masih nyeri-nyeri badannya?”
Rency : “masih nih yank. Tapi sabtu besok aku ke kampus ya. Ada urusan buat ospek 2008. Anter jemput yaaaa...pleeeaasee” ucapku manja di sms itu
Tono : “iya deh aku anter jemput besok, tapi aku juga ada urusan ya siangnya ke kampus dulu. Jadi gak bisa temenin disana buat jagain kamu. Gak apa-apa kan?”
Rency : “yaaah….iya deh gak apa. Tapi kalau aku call segera datang ya...”
Tono : “Siap deh. Eh udah dulu ya mau lanjut makul selanjutnya nih”
Rency : “ok sayank...belajar yang rajin ya...abis itu cepet lulus trus nikahin aku”
Tono : “haha siap”
Saat ini pun aku masih belum mengutarakan niat ku agar Tono ikut ke agamaku secara tersurat (terang-terangan). Aku masih memikirkan gimana perasaan orang tua Tono. semakin aku memikirkannya, air mata ku pun mulai tidak bisa kubendung lagi. Tapi lamunan ku pun seketika buyar karena ketokan pintu kamar ku.
“Tok tok tok...Rency...papa boleh masuk?” terdengar suara di depan pintu.
Rency : “masuk pa, gak dikunci kok” dan kemudian papa ku masuk ke kamar ku.
Papa : “kamu kok keliatannya sedih kenapa nduk?”
Rency : “eh gak apa-apa kok pa. Cuma kebanyakan ngelamun aja.”
Papa : “anak gadis kok ngelamun. Nanti kemasukan lho. Kemasukan Tono sudah belum”sambil tangannya mencubit pinggangku.
Rency : “iih papa apaan sih...” aku pun mulai tersenyum
Papa : “yah masa papa gak tau anak sekarang kalau pacaran kayak apa, papa juga pernah muda kali nduk.”
Rency : “ya itu kan papa, bukan Tono.”
Papa : “kamu udah bayar uang semester belum?”
Rency : “belum pa...uang magang cuma cukup buat bayar ¼ nya aja” aku mulai berfikir jangan-jangan ada maunya nih papa.
Papa : “papa bayarin sini”
Aku pun mulai menyadari sedari tadi papa tidak melepaskan pandangannya dari belahan payudaraku dan di balik sarungnya pun sudah mulai menonjol mrP nya. Aku yang masih lelah dan rasa memar di payudaraku yang belum hilang akibat kejadian kemarin dengan mas pram pun berusaha untuk menolak dan mengalihkan pembicaraan.
Rency : “hmm papa lagi pingin ya? Jangan sekarang ya pah. Aku lagi gak enak badan”
Papa : “ayolah nduk. Papa sudah gak menjamah mama mu 1 bulan nih.”
Rency : “tumben pa?biasanya 1 minggu aja udah gak tahan terus aku yang di apa-apain”
Papa : “iya nih biar bisa beberapa ronde sama kamu nduk. Ayolah”
Rency : “jangan sekarang ya pa..please...”
Rency : “sebentar ya pa...aku mau ke toilet dulu perutku agak sakit nih.” aku berharap dengan pura-pura mules dan sakit perut, maka nafsu papa untuk menjamahku jadi hilang.
“Duh aku harus gimana ini ya?” didalam toilet akupun berfikir. Bukannya aku mau kurang ajar atau gak tau balas budi sama papa. Cuma badanku masih sakit semua. Gimana juga nanti kalau papa sadar ada lebam di payudaraku. Dan akupun mencoba meng sms Tono.
Rency : “yank keluar yuk jalan-jalan”.....tapi lama tidak ada balasan dan aku pun mencoba meng call nya….tapi juga tidak di angkat.
“Duh gimana ini masa iya aku harus d toilet seharian. Sudah 30 menit nih.” akupun masih bingung di dalam kamar mandi.
Papa : “nduk, kamu kenapa disana lama amat? Gantian dong”
Rency : “sebentar pa, aku mau mandi sekalian. Tolong dong pa ambilin handuk ku dibelakang”
Tak lama kemudian...“tok tok tok...ini nduk handukmu udah papa ambilin”
Dan akupun membuka pintu kamar mandi
Rency : “makasih pa”
Tapi kemudian pintu kamar mandinya pun di tahan oleh papa. Dan papa berhasil masuk ke kamar mandi.
Papa : “nduk papa udah gak tahan nih”
Rency : “jangan pa...aku masih bau juga belum mandi”
Papa : “ayolah...kamu gak kasihan sama papa?”
Kemudian pintu kamar mandi pun dikunci oleh papa dari dalam. Aku yang sudah tidak bisa mengelakpun masih berusaha untuk menolak. Walaupun itu sia-sia juga pada akhirnya. Papa pun kembali memeluk ku.
Rency : “pa sudah dong pa jangan dulu ya.”
Aku pun sudah merasakan mrP nya yang mengeras menggesek-gesek di sela-sela paha ku sekarang. Dan tangannya pun sudah meremas-remas bongkahan pantatku. Kemudian papa mencium ku. Dan akupun sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain membalas ciumannya dan memeluknya juga.
Rency : “mmhhmmffhhh...aahh” tiba-tiba akupun tersentak saat papa mulai meremas payudaraku.
Papa : “kenapa nduk?” papa yang kaget karena ciumannya lepas karena aku sedikit berteriak pun kaget
Rency : “hmmm gak apa-apa pa. Payudaraku lagi sakit. Mau mens mungkin.”
Dan papa pun kembali mencium bibirku dan deepkiss (french kiss) pun berlanjut. Tantop ku pun mulai dilucuti oleh papa. Saat tantopku terlepas, akupun kemudian berlutut di depannya dan mulai melepaskan sarungnya sehingga dengan bebas aku bisa memblowjobnya.
Papa : “oh nduk...service mu memang beda, lebih enak dari mama mu. Terus nduk” sambil papa mengusap rambutku. Akupun mulai memainkan keahlianku di mrP nya. Kujilati kantung zakarnya juga sambil tetap mengocoknya. Memang kelihatan lebih besar dari biasanya. Benar-benar ditahan untuk hari ini jangan-jangan. “Apa papa sudah tau aku mau bayar iuran semester jadi sengaja dia lakukan ini ya?ah sudahlah yang jelas ini harus aku lakukan sebelum mama pulang kerja”
Dan tak lama kemudian…
Papa : “ooohh ndukk ….crot crooot….crooottt….” akhirnya muncratlah spermanya mengenai muka ku. Tapi Penis nya tak juga mengecil. Tetap berdiri tegak.
“Mati aku...harus berapa ronde ini nanti?”pikirku dalam hati.
Rency : “sudah ya pa...sudah keluar kan...Rency mandi dulu ya kotor nih rambutnya kena benih anak-anak papa.” akupun heran, sperma yang sebanyak ini dan kental putih seperti susu kental manis ini kenapa tidak berhasil membuahi mama ku ya? “Kalau ini masuk ke rahim ku bisa bahaya sih”
Papa : “aduh masih belum nih nduk.” papa kemudian membalikkan tubuhku dan akupun bersandar di tembok kamar mandi. Aku dipeluknya dari belakang sambil tangannya melucuti hotpants ku. Dan akupun sudah pasrah akan apa yang terjadi selanjutnya. Dan penis nya pun mulai menempel di bongkahan pantatku. Ketika sudah pas didepan lubang pantatku. Tangannya berpindah dari pinggangku ke payudaraku. Dan...blesss
Rency : “aaahh...pelan-pelan ya pa” penisnya pun menyeruak masuk ke lubang pantat ku dan akupun terpejam menikmatinya.
Papa : “biasanya kamu suka yang kasar nduk, ya kan.” dan papa pun mulai mempercepat tempo genjotannya.
Rency : “ah ah iya pa...ah terus pa...aaaahh”papa pun tak henti-hentinya menarik-narik payudaraku dari belakang sambil melakukan penetrasi yang cukup kencang temponya.
Rency : “aahh ahh...enak pa...ahh...” dan akupun mulai menikmatinya sambil mengimbanginya dengan goyanganku.
5 menit kemudian papa memindahkan posisi yang sebelum nya aku bersandar di tembok. Kini aku sudah bersandar di wastafel kamar mandi sehingga posisiku bisa agak tertunduk.
Rency : “ahhh ahh ahh ahh...yess papa..terus pa...yang kenca...aaahh”
Tiba-tiba persetubuhanku dengan papa terganggu dengan bunyi telephon masuk di ponselku. Panggilan masuk itu dari Tono. dan aku bingung aku angkat atau tidak. Tanggung sedang enak.
Papa : “angkat aja nduk”
Rency : “hah...enggak deh pa ahh...masa aku angkat telp..aahh...ahh...nanti dia dengar gimana...”
Papa : “udah angkat aja, apa papa yang angkat”
Rency : “ahhh ahh ahhh..ya uda aaahh...aku angkat aja tapi ...jangan kenceng-kenceng ya pa genjotnya...ahhh” dan akupun mengangkat telp dari Tono
Rency : “hai sayang...mmff” aku yang mengangkat telp dari pacarku.
Tono : “sory yank tadi masih di kelas...knp nih?mau jalan-jalan kemana nanti?aku meluncur kesana sekarang ya?”
Rency : “gak usah deh yank. Aku tiba-tiba gak enak badan nih. Gak jadi kelua..aaah” papa ku yang nakal kembali menggenjotku dengan kencang. Dan aku pun kemudian menahan pinggang papa agar penetrasinya melambat lagi.
Tono : “hmm..ini kamu dirumah kan?kok kayak mendesah-desah gitu”
Rency : “salah denger kali kamuh yank...mmff...ni aku dirumah...mm,ff”
Tono : “yee beneran...ya udah aku kerumahmu sekarang ya?”
Rency : “gak usah...mmhh….aku mau istirahat...mmmhh...dah dulu ya yank”
Tono : “ya udah kalau gitu aku pulang aja”
Rency : “iya sayank..hati-hati dijalan yahh..”kemudian akupun menutup telp nya. Dan papa kembali menggenjotku dengan kencang sembari kembali meremas payudaraku.
Rency : “ooohh….ah ah ah….ooohhhh….yang cepat pa...”aku pun kembali tak bisa menguasai diriku dan kemudian aku mencapai orgasme ku.
Rency : “oooooooooohhhhhhhh……..”
Papa : “enak ya nduk. Gitu tadi nolak. Mau yang lebih enak nggak?” sambil berkata demikian papa kembali merubah posisi. Kini posisiku bersandar dibawah shower. Dan papa tidak melepaskan penetrasinya. Sambil menyalakan shower ke arah air panas. Karena menarik posisi air panasnya terlalu ke kiri jadi air yang keluar pun terlalu panas.
Rency : “aaaaahhhh...papa stop panas paa….aahhh….hfff” air panas itu pun mengguyur tubuhku. Dan aku mencoba untuk menstabilkan keran airnya.
Papa : “uh uh uh terima ini nduk” papa kemudian memegang pinggulku dan menarik kearahnya.
“Creettt creetttt crettt….cretttt..creeeeetttt” sperma papa pun mengalir deras didalam. Terlalu banyak rasanya sampai perut dalam ku pun terasa penuh dan panas.
Rency : “oooooohhh papa...sudah ya pah” papa pun menarik penis nya keluar dan membersihkan nya dengan air shower yang mengalir di tubuhku. Dan aku merasakan spermanya yang tak bisa ku tampung di dalam pantatku keluar meleleh ke kaki ku.
Aku yang takut kalau mengalir sebagian ke vagina ku pun cepat-cepat membersihkannya. Tapi saat aku berbalik badan. Aku melihat penis papa belum juga mengecil.
Papa : “nduk yuk pindah tempat”
Rency : “udah ya pah. Aku capek”
Tapi papa tanpa persetujuanku memeluk ku dan menarikku keluar kamar mandi. Aku dan papa yang sudah telanjang bulat pun berjalan didalam rumah basah-basah ke arah ruang tamu.
Rency : “pa...ngapain kesini pa...itu nanti kita bisa kelihatan dari luar..”
Papa : “sudah tenang aja sudah papa kunci semua” dan papa mendorongku ke arah kursi.
Aku yang terduduk di kursi pun kembali memposisikan diriku seperti merangkak di atas kursi dan papa kembali melakukan penetrasi di pantatku.
Rency : “aaahhhhh...ahhhh...arrgghhh” kembali aku mendesah dibuatnya.
“Guk gukkkk...” tiba-tiba cleo datang menghampiri ku dan papa yang sedang bergumul di kursi ruang tamu.
Rency : “pah sudah pah cleo di pindahin dulu tuh...”cleo pun datang dan menjilati muka ku.
Papa : “iya iya cleo papa pindah dulu” papa kemudian melepaskan penetrasinya dan memasukkan cleo ke kamar ruang tamu.
Rency : “hos..hos hoss….”aku pun sudah seperti kehabisan nafas melayani papa tergeletak di kursi. Tapi papa yang sudah kembali pun kembali mengangkat pinggulku untuk diposisikan seperti tadi. Dan kemudian “bless….cplak cplak cplak” masuklah kembali penisnya ke anusku.
Rency : “aah...pa...ahh..sudah...aahhh”
Papa : “capek nduk? Baru segini aja sudah capek” “ceplak” tamparan keras pun mendarat di bongkahan pantatku.
Tak lama kemudian...papa kembali menekan dalam-dalam penisnya dan mengeluarkan spermanya di dalam pantatku.
Rency : “aaaahhhhh...”rasa hangat itu kembali menjalar dari cairan sperma yang dikeluarkan papa sampai ke ususku rasanya. Posisi penetrasi doggy style ini rasanya lebih mudah mengalirkan spermanya ke dalam. Aku pun yang sudah lelah terkulai lemas di kursi. Tapi tidak dengan papa. Papa kemudian mamapahku ke kamarku.
Papa menidurkanku di kasurku dan mencoba merangsangku kembali agar energiku sedikit bangkit. Aku yang terlentang di kasur pun mulai dijamahnya, diciuminya, dan payudaraku kembali di remas-remasnya. Tak lama kemudian ciumannya pun berubah menjadi hisapan yang semakin lama turun dari bibirku, ke pipi ku, ke leher ku, dan berhenti di puting kiri ku. Aku pun yang tak kuat lagi hanya bisa mendesah.
Rency : “aaahhh..”
Papa : “nduk..andai punya mama mu sebesar punyamu. Pasti papa bakal nafsu banget.”
Kemudian hisapan papa pada puting kiri ku pun turun ke bawah dan mulai menjilati vaginaku. Aku pun takut papa melakukan penetrasi ke vaginaku.
Rency : “pa stop pa jangan disitu...ahhh...”
Papa : “tenang aja nduk...papa juga gak mau skandal kita ketahuan kok gara-gara papa ngehamili kamu...itulah kenapa papa lebih memilih anus kamu” sambil papa kemudian mencolok lubang anusku dengan jarinya.
Rency : “aaahhhh paaa….”dan aku pun orgasme kembali diperlakukan demikian.
Papa : “duh papa dipipisin..”papa ku yang posisinya didepan vaginaku pun terkena cairan orgasme ku. Dan kemudian badanku kembali dibalikkannya sehingga sekarang posisiku tertelungkup di kasur. Tak lama kemudian papa kembali melakukan penetrasi ke anal ku. Aku pun yang sudah mulai tak kuat harus berusaha mengimbanginya agar ini semua cepat berakhir.
“Slep slep slep” hanya suara itu yang terdengar di kamar ku saat ini. Aku pun dengan sisa-sisa tenagaku mengimbangi gerakan maju-mundur papa. Mungkin papa sudah tau aku kelelahan dan kehabisan tenaga kembali memacuku ku dengan kencang dan menampar-nampar pantatku. Tak lama kemudian….
Papa : “Rency…..kamu kok enak sekali nduk….aaah….CROT...CROOOTT….CROOOOTTT” dan papa kembali orgasme menumpahkan cairan spermanya yang kental dan banyak itu didalam pantatku…kemudian papa pun sudah ambruk di sebelahku. Aku pun yang juga sudah tak kuat lagi. Hanya bisa mengatur nafas kelelahan disampingnya.
Kemudian papa memelukku dan aku pun tertidur bersamanya.
Papa : “coba kamu bukan anak asuh papa nduk...pasti sekarang sudah jadi istri papa...dan kita punya anak-anak yang lucu” kemudian papa pun mencium ku hangat. Tapi aku sudah tidak menghiraukannya lagi. Sudah tidak ada tenaga lagi.
Untungnya sore sebelum mama pulang kantor papa sudah pergi dari kamarku. Meninggalkanku telanjang sendirian di kasur yang telah basah dengan keringat dan sperma papa yang mengering di bawah.
Rency : “duh papa nih...bikin kerjaan banget...aku kan harus jemur kasur besok..padahal harus kekampus”
--bersambung ke chapter 9--