Istri Solehah

Part 1

"Ahh, iya terus mass. Aku bentar lagi sampai. Sodok yang kenceng Mass.." Erangku yang hampir mencapai klimaks.

"Iya Sayang, ini Mas juga sebentar lagi sampai. Kita keluar bareng ya Istriku sayang".

Splok.. Splokk.. Splokkk..

"Ahhh Mas, ahhh... Aku sampaiii, ahhh...".

"Ughh, Mas juga Sayang. Ughhh...." Aku bisa merasakan semburan hangat sperma suamiku menyiram dinding rahimku. Suamiku mendiamkan penisnya sesaat, sebelum beberapa waktu kemudian suamiku mencabutnya dari vaginaku. Aku merasakan ada lelehan sperma hangat mengalir di pahaku. "Mani mas kayaknya banyak banget nih masuk ke rahimmu sayang. Semoga yang kali ini jadi ya sayang. " Kata suamiku sambil mengelus-elus perutku yang langsing ini.

Beberapa saat kemudian

"Aku berangkat dulu ya, assalamualaikum" ucap Rafi pada sang istri, Gamira.

"Waalaikum sallam, hati-hati ya mas." Jawab Gamira dengan senyum yang mengembang di bibirnya.

Rafi, pria tampan berusia 27 tahun itu masuk ke dalam mobilnya. Dengan diiringi lambaian tangan dari sang istri, mobil Rafi melaju meninggalkan pekarangan komplek tempat mereka tinggal.

Setelah mobil Rafi sudah tidak terlihat lagi, Gamira masuk kembali ke dalam rumahnya. Lalu ia masuk ke kamarnya, membiarkan para pelayan yang membersihkan rumahnya.

Namaku Gamira Asma Putri, seorang wanita cantik berjilbab berusia 24 tahun. Aku adalah istri dari Muhammad Rafi Ramadhan, seorang pengusaha yang sedang naik daun dan begitu taat pada agama.

Pernikahan kami sudah berjalan hampir 6 tahun, saat itu aku berusia 18 tahun dan kami melakukan ta'aruf karna pertemanan kedua orang tua.

Lama kelamaan kami merasa cocok dan memutuskan untuk menikah, pernikahan kami juga terlihat begitu harmonis karna jauh dari pertengkaran dan saling percaya.

Malam pertama setelah pernikahan kami lalui biasa saja. Setelah selesai berbenah dan bersih-bersih, aku dan Suamiku duduk di pinggir kasur. Kami agak kikuk, karena sebelumnya memang belum pernah ngobrol. Tiba-tiba Suamiku mencium bibirku. Aku kaget lalu refleks menekan dadanya. Lalu aku tersadar kalau aku sudah sah menjadi miliknya. Aku kemudian mengendurkan dorongan tanganku dari dadanya. Suamiku menaikkanku ke tempat tidur, lalu melepas semua bajuku dan bajunya. Di kasur, Suamiku menindihku sambil menciumku.

Tiba-tiba dari bawah aku merasakan ada benda keras dan hangat menusuk-nusuk vaginaku. Hatiku berdebar-debar dengan kencang saat itu. Sambil masih berciuman, Suamiku terus berusaha memasukkan penisnya ke vaginaku. Butuh waktu lama karena kami sama-sama belum pernah melakukan hal ini. Aku juga hanya diam saja di bawah sambil merasakan penisnya berusaha memasuki liang vaginaku. Beberapa lama kemudian masuklah penis itu ke vaginaku. Sakit sekali rasanya, seperti luka perih. Aku hanya bisa diam dan menahan sambil mencoba menikmati momen ini. Suamiku lalu menggerakan pinggulnya perlahan-lahan, memompa penisnya keluar masuk liang vaginaku. Lama-kelamaan aku mulai bisa menikmati persetubuhan ini. Suamiku terus memompa penisnya di atasku. Hingga beberapa saat kemudian tiba-tiba tubuhnya seperti mengejang, aku lalu merasakan cairan hangat di dalam vaginaku. Inilah pertama kali sperma masuk ke dalam tubuhku. Perasaanku campur aduk antara sakit, bahagia, dan nikmat. Kamipun tertidur pulas setelahnya.

Namun, sampai detik ini pernikahanku belum juga sempurna. Karna aku yang belum juga mengandung buah cinta kami, sudah sering kali aku mencoba untuk program kehamilan namun hasilnya tetap gagal.

aku menyerah, aku hanya bisa pasrah dan tersenyum saat orang-orang bertanya tentang momongan padaku. Walau nyatanya hatiku tertusuk ribuan pisau, namun aku tetap memperlihatkan senyumanku.

Hari ini aku sudah bersiap, aku pertama kali melakukan program kehamilan. namun suamiku tidak bisa menemani karena sibuk bekerja. akupun meminta adik sepupuku mila. mila biasanya belajar dipesantren, pesantrennya berada dipelosok daerah. namun saat ini dia sedang libur jadi aku memintanya untuk menemaniku pergi untuk program kehamilan.

Dengan senyum di wajahku aku keluar dari kamar, aku pun memesan taxi untuk menjemput mila dan pergi ke tempat program kehamilan.

Sambil jalan, aku chat Mas Reza.

Aku: Mas aku ini otw ya,... aku jemput adek sepupuku dulu

Mas Reza: Ooh.. iya, mira.. kamu datang sama adek sepupumu?

Aku: iya, Mas. Nggak enak kalau sendirian.

Mas Reza: Okeee.. sampe ketemu disana.

Aku: iyaaaa...

Mas Reza: Eh, Mira.... Kamu pakai baju apa ini? Minta selfie mu dong...

Aku: Halah, aneh-aneh aja, lagi jalan ini lho. Bentar deh ya.

Akupun kemudian mengambil beberapa gambar dengan mode selfie. Lalu kukirim ke Mas Reza.

Mas Reza adalah kaka kelasku sejak aku masih SMA. Waktu itu dia yang pertama kali ngajak kenalan. Dia meminta nomor hapeku untuk keperluan koordinasi kegiatan OSIS, awalnya aku enggan memberikannya. Aku tidak biasa memberikan nomor hape ke sembarang orang apalagi ini cowok, bisa-bisa aku diceramahin habis-habisan sama orangtuaku. Tapi ternyata dia dapat juga nomorku dari salah satu temanku. Berawal dari situ kita sering kontak-kontakan untuk urusan OSIS antar SMA.

Suatu hari Mas Reza mengungkapkan perasaannya padaku kalau dia suka sama aku. Aku sih menganggapnya hanya teman biasa. Aku lalu bilang kalau belum mau pacaran. Memang saat itu aku belum pernah pacaran, dan beberapa cowok lain juga aku tolak. Mas Reza menerima alasanku dan nggak masalah kalau kita hanya berteman.

Kami lalu sering ngobrol via chatting dan ternyata Mas Reza ini nyambung banget sama aku. Yang nggak aku sukai kadang saat kami sudah ngobrol panjang lalu diarahkan ke hal-hal jorok dan porno. Kalau sudah gini, biasanya nggak aku balas lalu aku matikan saja hapeku.

Beberapa waktu berlalu, sesaat sebelum aku lulus SMA, tibalah aku dijodohkan dengan Mas Rafi. Selisih usiaku dengan Mas Rafi hampir 4 tahun. Mas Rafi ini anak teman dari Ayahku.

Aku sempat galau dengan perjodohan itu. Aku ceritakan ke Mas Reza kegalauanku saat itu. Mas Reza cukup bijak, dia bilang nggak baik kalau aku menolak keinginan orangtuaku. Sudah seharusnya aku berbakti kepada orangtuaku dengan memenuhi keinginannya. Begitu kata Mas Reza. Aku sebenarnya berharap Mas Reza yang melamarku saat itu. Tapi mungkin tidak karena dia juga belum lulus kuliah. Atau mungkin juga karena dia dulu sudah pernah menembakku tapi aku tolak. Akupun memutuskan untuk menikah dengan Mas Rafi yang baru aku kenal itu. Setelah menikah aku tak pernah lagi berhubungan dengan mas reza. Sampai akhirnya 3 minggu yang lalu saat aku dan suamiku memutuskan untuk program kehamilan. selama ini kami pasrah anak adalah pemberian tuhan, kalo sudah waktunya pasti juga akan dikasih. namun namanya manusia pasti punya batas kesabaran. akhirnya kami berdua memberanikan diri ikut program kehamilan, setelah berdiskusi dengan keluarga besar. kami pun menemui dokter kandungan. info dokter kandungan ini kami dapat dari ibu mertuaku. katanya dokter ini sudah terbukti berhasil pada pasiennya. saat tiba ditempat praktek dokter tersebut, Tak kusangka dokter yang kami temui ternyata adalah mas Reza. Pada saat ketemu entah kenapa kami berdua pura-pura tidak saling mengenal.

”Bagaimana kabarnya hari ini, Mbak dan Mas nya??”saya panggil Mbak dan Mas saja ya??”bukan saya bermaksud tidak sopan terhadap pasien ya…”. Suamiku tersenyum membalas sapaan dokter Reza. “Gak apa-apa dok, kami juga belum jadi Bapak dan Ibu kok…hehehehheehe” Suamiku berusaha bercanda mengurangi ketegangannya. “apa yang bisa saya bantu untuk Mas dan Mbak nya” tatapan tajam dr. Reza silih berganti menusuk ku dan suamiku.
”Be..be...Begini….dok..hmmm…ahhh kami ini sudah menikah 6 tahun namun belum juga di karuniai momongan” gugup suamiku memulai perbincangan. Dokter Reza tersenyum hangat, “Ahhhhh biasa itu. Tidak perlu khawatir, baru juga 6 tahun….banyak yang sudah berpuluh-puluh tahun lho…lagipula kalian masih muda-muda..nikmati saja masa pengantin baru kalian…”dr. Reza menenangkan kami berdua. “Sex itu harus dinikmati, enjoy…gak boleh stress…”Lanjut dr. reza. “Hmmmmm….klo aktifitas sex kalian lancarkan??” Wajahku bersemu merah mendapati pertanyaan itu, Suamiku segera menjawab “ehhh…anu..anu…sepertinya sih lancar-lancar aja dok”
“Mohon maaf Mbak, apa Mbak nya bahagia?? mendapatkan orgasme setiap berhubungan dengan suami..??”kembali pertanyaan dokter membuat Wajahku merona. “Mohon maaf kalau pertanyaan saya terdengar vulgar, namun ini akan menentukan pemeriksaan kalian lebih lanjut, dokter Reza menegaskan karena Aku tetap diam seribu bahasa. "Ehhh..iii…iiiyyy…iyaaa dok…saya..saya…sayy…ya…selalu puas dok” dengan malu aku berusaha menjawab.

“Baiklah kalau mendengar penuturan kalian sepertinya kalian baik-baik saja dan sehat secara reproduksi, namun untuk memastikan kami harus memeriksakan sel telur dan sperma Mbak dan Mas nya” dr. Reza kembali bersuara. “Hmmmmm…mas nya silahkan ke ruangan sebelah, ini bawa tabung silahkan sample sperma Mas nya taruh disini” dr. Reza menyerahkan tabung kecil ke tangan Suamiku, Suamiku terlihat bingung. “Hehehehehe…silahkan Mas nya keluarkan spermanya ditabung ini ya, di ruangan sebelah ada beberapa alat bantu agar Mas nya bisa keluar spermanya”dr. Reza tersenyum menyaksikan keluguan ka,i berdua.

”Untuk Mbak nya…mari…silahkan berbaring disini, saya periksa yukkk”dr. Reza menyilahkan ku menuju tempat pemeriksaan, tempat tidur pasien itu berupa tempat tidur yang bisa di tekuk ujungnya sehingga kepala Pasien lebih tinggi. Kemudian di sisi kanan kiri tempat tidur terdapat sandaran kaki, ditengah tempat tidur terdapat tirai yang melintang membagi tubuh pasien menjadi dua bagian.
”Silahkan Mas nya ke ruangan sebelah, kami tunggu sample spermanya, untuk Mbak nya mari..silahkan”dr. Reza kembali memerintah, suamiku bergegas keluar ruangan menuju tempat yang dijelaskan dr. Reza. “Silahkan Celana Dalamnya dilepas Mbak, dan silahkan berbaring disana” Aku terkaget-kaget karena harus melepaskan celana dalam didepan lelaki yang bukan mahrom ku. “Begitu prosedurnya Mbak, saya gak akan bisa memeriksa sel telur dan kesehatan reproduksi Mbak kalau Mbak nya tidak membuka CD nya”dr. Reza menerangkan.
Aku perlahan menuju pembaringan kemudian menarik tirai disana untuk menutupi tubuhku, lalu perlahan melepaskan celana panjang di balik gamis ku sekaligus dengan celana dalam ungu muda yang ku kenakan. Perlahan Aku membuka tirai kemudian gemetar berbaring di atas pembaringan. Dokter Reza meninggikan posisi kepala ku dengan menarik bagian ujung tempat tidur itu. “Hmmmmmmm..silahkan kakinya di letakkan di samping Mbak…”suara dokter Reza mengagetkan ku, dengan malu-malu aku berusaha tenang meletakkan kaki-kaki ku pada sandaran yang tersedia di samping kiri dan kanan. Posisi ku kini mengangkang didepan dokter Reza, tanpa celana dalam yang melindungi alat vital ku.
Dokter Reza menarik tirai di tengah tempat tidur tersebut, sehingga wajah ku tertutup tirai sementara bagian bawah Tubuh ku terekspose. Dokter Reza duduk didepan selangkangan ku, tangan nya menyingkap gamis ku ke atas sedikit, kemudian mengambil lampu senter menyoroti vaginaku.
Perlahan kurasakan tangan dr. Reza yang sudah di balut sarung tangan latex membuka bibir kemaluanku, mendapat perlakuan demikian aku menggigil dan sedikit mendesah “aahhh…shhhh…".

Di usapnya perlahan klitoris ku. Aku semakin belingsatan, pantat ku terangkat menerima sentuhan itu, Aku semakin gelisah, rongga memek ku berkedut-kedut seperti menyedot sesuatu.

Perlahan dan pasti, jari dr. Reza mulai memasuki rongga vagina ku . “Ahhhh…dok…ahhh…shhhh….apa..apa..ap…ap..pa yang dokter lakukan..ahhhh” aku mendesah. “Uhuukkksss..hmmm…hmmm…ini bagian pemeriksaan Mbak, saya harus mengambil sel telur Mbak nya untuk diperiksa”gumam dr. Reza.

Menit berlalu tak terasa pemeriksaan yang dilakukan dr. reza dengan cara merangsang dan mengocok vagina ku dengan jarinya sudah berlangsung 30 menitan, lendir vaginaku semakin banjir yang keluar. dr. Reza terus mengocok vaginaku dengan jarinya, hingga akhirnya “Ahhhhh…..sssh…..ahhhh….seerrrr…..seeerrrr…crriiiitttt…criiittt…seerrrr…”muncratlah cairan itu, aku orgasme takluk dibawah tusukan jari dr. Reza.

Aku yang berangsur-angsur pulih dari kesadaranku, perlahan bangkit dari tempat tidur itu merapihkan gamis ku dan segera mengenakan Celana panjang dan CD ku bersamaan. Tepat saat itu suamiku kembali memasuki ruangan, tabung ditangannya sudah berisi cairan putih kekuningan kental dan beraroma pandan.

“Hmmm….sample ini akan kami periksan di Laboratorium, tiga hari lagi kalian kembali kesini untuk menerima hasilnya” Kata dr. Reza. kami berdua perlahan mengangguk kemudian berpamitan dan keluar dari ruangan konsultasi. Melewati ruang tunggu yang sudah penuh sesak dengan pasangan-pasangan suami istri yang mengantri hendak berkonsultasi.

Aku diam dan sibuk dengan pikiran ku sendiri. Meninggalkan kenangan dibalik tirai klinik yang menyisakan keasyikan dalam hati , asyik namun takut, nikmat namun was-was entah apa yang kurasakan. Dan itulah awal mula kisah yang membawa ku jauh berpetualang meresapi kenikmatan-kenikmatan dunia yang terlarang.

Setelah pertemuan program kehamilan itu, Aku dan dr. Reza masih sering chat untuk konsultasi kehamilan. sebelumnya aku juga meminta maaf karena pada saat itu pura-pura tidak mengnalnya padahal kami dulu begitu dekat. dr. Reza mengerti dan memaklumi kondisiku. dr. Reza juga memintaku untuk memanggilnya mas Reza saja seperti dulu. kami berdua pun mengakrabkan diri lagi seperti dulu. Karena aku konsultasi soal kehamilan, tidak jarang kami membahas masalah seks. Aku juga sedikit banyak belajar dari Mas Reza terkait masalah ranjang ini. Aku tau cewek juga bisa orgasme dari Mas Reza yang memberitahuku. Tadinya aku kira ketika keenakan sedang bersetubuh itu namanya Orgasme. Hihi, ternyata aku salah.

Mas Reza juga memberitahuku posisi seks yang aneh-aneh lewat gambar-gambar dan video bokep, katanya itu bisa membuatku cepat hamil. Awal-awal aku merasa jijik dengan gambar dan video seperti ini, lama kelamaan aku terbiasa juga, bahkan kadang aku praktekan dengan Suamiku ketika kami sedang berhubungan badan. Suamiku kadang bertanya dari mana aku belajar hal-hal seperti ini. Aku tersenyum saja dan bilang belajar dari teman-teman cewekku, padahal belajar dari bokep. Apapun yang dikatakan mas Reza waktu konsultasi aku ikuti yang penting aku bisa hamil. Aku dibesarkan dikeluarga yang religius sehingga aku jadi sangat lugu mengenai masalah seks.

Hubunganku dengan mas reza semakin dekat malah mirip seperti orang pacaran. Biasaanya saat suamiku tak ada kami melakukan konsultasi lewat telepon. Tak jarang kami juga sering bercanda. Bahasan soal seks yang mesum pun tak terhindarkan. Aku tak merasa malu lagi membahas hal ini dengan mas Reza karena sudah terbiasa dan dia adalah dokter kandungan program kehamilanku.

Setelah sampe tujuan, aku turun dari taksi dan masuk disebuah rumah makan. Orang yang kutemui hari ini adalah mas reza. Ini adalah konsultasi kehamilan yang sudah kami rencanakan. namun tempatnya bukan di rumah sakit tapi dirumah mas Reza dikarenakan mas Reza juga buka praktek dirumahnya.

45 menit kemudian aku dan mila sampe di rumah mas reza. Setelah Mas Reza membuka pintu gerbang dan kami masuk di teras, dan langsung masuk kedalam rumah. rumah dan tempat prakteknya tampak sepi, sepertinya mas reza hanya sendirian.

Di dalam rumah Mas Reza, aku dan mila duduk di kursi panjang ruang depan. mas Reza pun berkenalan dengan mila dan kemudian Mas Reza menawariku dan mila minum. Kami kemudian ngobrol soal program kehamilan dan apa saja tes yang dilakukan hari ini. mas reza kemudian mengajak kami berdua kedalam ruang prakteknya. kamar prakteknya cukup luas. didalamnya ada ranjang seperti dirumah sakit waktu itu kemudian ada sofa dan televisi LCD. setelah masuk mas reza menyuruh aku dan mila untuk duduk di sofa dan mulai menjelaskan tesnya.

kemudian mas reza membawa suatu alat yang belum pernah kulihat sebelumnya. bentuk alat itu diujungnya berbentuk bulat agak sedikit lonjong dan agak melancip diujungnya. kemudian ada kabel ditengahnya dan diujung satunya ada semacam remot pengontrol.

"kamu pake alat ini ya dek mira divaginamu" perintah mas reza
aku yang tercengang lalu bertanya " ini alat buat apa mas? kenapa dipasang divaginaku?" tanyaku
"ini sensor dek untuk mengetahui kondisi sel telurmu, jadi harus dipasangkan di vaginamu" jawab mas reza
aku tak percaya apa yang dikatakan mas reza. mila yang duduk disebalah ku pun juga kaget mendengarnya. namun aku tak bisa berkata apa-apa selain mengikuti instruksi mas reza.
"iya mas, terus masangnya gimana?" tanyaku gugup
"angkat rokmu dek biar mas yang pasangin ke vaginamu"
"iya mas" jawabku tanpa penolakan. mila lalu memegang tanganku untuk mencegahku. akupun menoleh dan mengangguk padanya untuk bilang tidak apa-apa.
"gak apa-apa kok dek mila, ini bagian dari prosedur" tambah mas reza. mila pun melepas tanganku dengan sedikit tidak rela.
akupun berdiri kemudian mengangkat rok ku sambil menutup mata menahan malu memperlihatkan paha putihku dan CD ku. mas reza kemudian melepas CD ku.
"Aku lepas CD mu ya dek?" tanya mas reza sambil melepas CD ku
"iya mass.." jawabku pasrah
lalu mas reza memasukkan alat tadi kedalam vaginaku.
"aahhh...." desahku saat alat itu masuk kedalam vaginaku. rasanya aneh bagiku
"udah masuk dek, sekarang kamu duduk lagi disofa. roknya jangan diturunin ya karena vaginamu harus terus dipantau selama alatnya dipasang" kata mas Reza
akupun duduk menyanndar disofa dengan rok terbuka dan kaki mengangkang. mila disebelahku hanya bisa melihat dengan penuh heran dan tak bisa berkata apa-apa.

"sekarang aku nayalakan alatnya ya dek" kata mas reza. dan kujawab hanya dengan anggukan
"aahhhhh....ahhhh...ahhhh....massss...ahhhh" tiba-tiba alat itu bergetar didalam vaginaku dan membuatku mendesah tak karuan.
"tahan dek...tahan ya.." kata mas reza
"vaginaku ngilu mas.....udah masss....udahhhh...ahhh" jawabku tak kuat menahan alat itu. mila disebalahku menatapku dan menggemgam tanganku lalu berkata.
"tahan mbak....tahan...mbak pasti bisa demi punya anak mbak" jawab mila meyakinkanku. aku coba menahan getaran alat itu semampuku. setelah sekitar 3 menit alat tersebut berhenti bergetar dan sungguh lega rasanya.
"sekarang kita lanjut ke tes selanjutnya, alat sensornya jangan dilepas dulu ya" kata mas Reza. aku cuma mengangguk dengan lemah.
mas reza kemudian menyalakan TV dan terlihatlah sebuah video porno di TV. aku sudah biasa nonton video porno yang dikirimkan mas reza selama konsultasi tidak terlalu terkejut. tapi berbeda dengan mila yang sangat lugu ini.

Mata mila membelalak nyaris tak berkedip melihat video gadis berjilbab yang tengah mengulum batang kontol laki-laki. Mata mila kulihat tak lagi memperhatikan gadis berjilbab putih yang berwajah mirip dirinya namun matanya kini lekat melihat batang kontol laki-laki yang tengah dikulum dan ada juga yang diremas oleh gadis berjilbab itu. mila menggigit bibirnya kuat-kuat menahan debaran jantungnya yang berdegup kian kencang melihat urat-urat kontol laki-laki yang menonjol dalam foto tersebut. kurasakan Tubuh gadis ini gemetar ketika tanpa disadarinya. Seumur hidupnya, mungkin baru kali ini mila melihat batang kontol laki-laki walaupun hanya dalam video, terlebih kontol berukuran istimewa itu dalam keadaan tegang. Nafas gadis yang alim ini mulai memburu.
mila memang seorang gadis yang alim dan selama ini jauh dari berbagai hal yang porno dan mesum bahkan dia selalu menjaga jarak dalam hubungan dengan laki-laki, namun mila tetap seorang wanita normal yang mempunyai gairah terhadap lawan jenisnya. mila yang telah berusia 20 tahun seringkali timbul gairah birahinya kepada lawan jenisnya secara alamiah. Hampir 30 menit kemudian kulihat wajah mila yang tengah dilanda birahi sudah sangat memerah dan terlihat kontras dengan jilbab putih lebar yang dipakainya. Gamis coklat susu yang dipakai mila juga terlihat kusut pada bagian selangkangannya, karena sebelumnya gadis ini tak mampu menahan tangannya untuk menggosok-gosok bagian selangkangannya setelah rasa gatal dalam memeknya tak tertahankan lagi. Nafas mila juga memburu dengan jantung yang berdegup kencang dan gadis ini pasti merasakan tetek dalam gamisnya yang terbungkus BH berukuran 34C itu menjadi sangat kencang dan mengeras.

aku dan mila kian tenggelam mengikuti jalan cerita film tersebut yang kemudian sang wanita berjilbab dalam film tersebut tertarik dengan kontol laki-laki dalam video itu. Birahi ku dan mila kian menguat ketika adegan percintaan pasangan mesum ini dieksplor dengan detail. aku dan mila yang tengah dilanda birahi ini hanya terengah-engah menyaksikan adegan-adegan persetubuhan yang dimulai hanya 30 menit setelah film dimulai. Puluhan menit berikutnya boleh dikatakan film itu dipenuhi adegan-adegan persetubuhan pria dan gadis degan detail dan close up, membuat aku dan mila yang menonton film tersebut hanya terengah-engah dalam birahi yang kian menggelegak.

kulihat mila kembali tenggelam dalam libidonya di depan monitor yang menayangkan film porno. Kali ini mila tidak hanya sekedar menggosok-gosok bagian selangkangannya namun gadis ini mengangkat gamis panjang warna coklat susu yang dikenakannya hingga ke pinggang hingga terlihat sepasang pahanya yang bulat padat dan mulus. Tak sekedar menyingkap gamis yang dipakainya, namun gadis ini juga menelusupkan tangannya ke balik celana dalam krem yang dipakainya lantas dengan bernafsu jemari tangan gadis ini menggosok belahan memeknya yang kemerahan. Gadis berwajah menawan ini ternyata mempunyai memek yang indah, membukit putih mulus tanpa sehelai rambut memek yang menghiasinya karena rajin dibersihkan. Bibir memek mila yang kemerahan kian terlihat memerah ketika tangan gadis jelita ini menggosok-gosokkannya penuh nafsu birahi.

Di saat tangan kiri mila mengggosok-gosok belahan memeknya, tangan kanan gadis ini menyusup ke balik jilbab putihnya yang lebar, lantas dibukanya 3 kancing yang ada di muka gamis tersebut dan tangannya segera menyusup ke balik BH berukuran 34C yang dipakainya. mila mempunyai sepasang tetek montok membukit indah yang kini terasa kian mengeras. Birahi gadis cantik ini telah demikian menggelegak ketika tangannya meremas-remas teteknya sendiri sambil memelintir puting susunya. Entah darimana mila belajar bermasturbasi. Mata Mila melotot adegan-adegan syahwat yang terpampang di layar monitor sementara kedua tangannya merangsang memek dan teteknya sendiri.

Puluhan menit berlalu ketika tiba-tiba mas Reza mematikan video dilayar membuat aku dan mila yang tengah asyik dalam birahi terlonjak kaget. Ketika melihat mas Reza dan kondisinya, mila segera menghentikan meremas teteknya lalu dengan wajah yang malu menutup kembali pakaiannya.
“Ada apa dek mila?” tanya mas reza dengan senyum.
“Maaf mas, gak papa-papa kok" jawab mila dengan malu dan gugup.
"Apa perlu dilanjut lagi filmnya?” tanya mas Reza.
mila terdiam. melihat itu akupun berusaha menengahi.
“udah selesai kah mas tesnya?” tanyaku ke mas reza
“tinggal pengecekan terkahir dek mira, sekarang kamu tiduran ditempat tidur ya.” kata mas reza
“ini alatnya gak dilepas mas?.” tanyaku lagi
"iya sini mas lepas dulu" jawab mas reza kemudian melepas alat yang ada di vaginaku. setelah dilepas akupun berdiri menuju tempat tidur. kulihat milla masih terdiam sambil tangannya menutupi vaginanya. melihat itu mas reza bertanya ke mila
"mila vaginanya ngilu dan gatal ya habis nonton video tadi?"
mila cuma mengangguk dengan malu.
"sini biar dokter periksa takutnya ada masalah" pinta mas reza. mendengar itu mila menoleh padaku yyang tengah berdiri menuju ranjang.
"iya mila biar diperiksa dokter siapa tau ada masalah" jawabku meyakinkan mila. mila dengan ragu membuka roknya dan mengangkangkan kakinya. kulihat mas reza pun mendekati mila dan melepas CD nya. mas reza memeriksa vagina mila dan menggosok klistoris mila.
"eenngghhhh....aaahhhh...aaahhhhh,....." mila pun mendesah tak karuan dengan perlakuan mas reza di vaginanya. dan tak berapa lama cairan pun muncrat dari dalam vaginanya diiringi dengan desahan mila. mila pun terlihat lemah dan tertidur.

"udah dek mira, biarin mila istirahat dulu, kamu cepat naik ke ranjang" kata mas reza
"iya mas" jawabku sambil tiduran diranjang.

setelah tidur diranjang, kurasakan tangan mas Reza membuka bibir kemaluanku, mendapat perlakuan demikian aku menggigil dan sedikit mendesah “aahhh…shhhh…".

Di usapnya perlahan klitoris ku. Aku semakin belingsatan, pantat ku terangkat menerima sentuhan itu, Aku semakin gelisah, rongga memek ku berkedut-kedut seperti menyedot sesuatu.

Perlahan dan pasti, jari mas Reza mulai memasuki rongga vagina ku . “Ahhhh…mass…ahhh…shhhh….udahhh...udaahh.....ahhhh” aku mendesah. “Uhuukkksss..hmmm…hmmm…ini bagian pemeriksaan dek mira, saya harus mengambil sel telur dek mira untuk diperiksa”gumam mas Reza.

mas reza terus merangsang dan mengocok vagina ku dengan jarinya sudah berlangsung 10 menitan, lendir vaginaku semakin banjir yang keluar. mas Reza terus mengocok vaginaku dengan jarinya, hingga akhirnya “Ahhhhh…..sssh…..ahhhh….seerrrr…..seeerrrr…crriiiitttt…criiittt…seerrrr…”muncratlah cairan itu, aku orgasme takluk dibawah tusukan jari mas Reza. pandanganku terlihat kabur dan aku pun tertidur. sekitar 30 menit aku terbangun dan mebersihkan diri. kulihat mila sudah menunggu diruang tamu. sebelum pulang mas reza menjelaskan semua kondisiku dan memintaku kambali lagi minggu depan untuk terapi selanjutnya. mas reza meminta kami merahasiakan terapi yang dilakukan kepada siapapun dan kami setuju.​


bersambung...

EPISODE 2

DOWNLOAD VIDEO MESUM TERBARU