Skandal Cinta Para UKHTI di Pulau Terpencil - Dokter Riani (Update JUMAT Malam)

Skandal Para UKHTI
di Pulau Terpencil

Dokter Riani Story

Eps 1 - Awal Perjalanan

ME2QSR2_t.jpg

Dokter Riani
-----------------------------------------​

-------------------------

Sore itu terlihat padatnya keramaian dan rutinitas di pelabuhan A, Kabupatèn B.

Pelabuhan tersebut adalah satu satunya sarana penghubung orang maupun barang ke ataupun dari Pulau X.

Sore itu terlihat banyak orang yang akan berangkat menyebrang dengan kapal menuju pulau X yang berjarak sekitar 100KM dari pantai paling utara di Kabupaten B

Diantara ramainya penumpang kapal angkutan orang dan barang itu

terlihat satu keluarga yang membawa sebuah mobil Pajero sport warna hitam .

Dari penampilan dan kendaraan yang mereka bawa bisa dilihat jika keluarga itu bukanlah keluarga dari golongan rakyat biasa.

Terlihat seorang wanita 50 tahunan berbaju gamis panjang mewah itu tak hentinya memeluk anak gadisnya

karena masih merasa sedih harus berpisah dengan anak semata wayang nya itu.

Si ibu benar-benar merasa berat harus melepas kepergian putri nya yang bernama Riani yang tahun ini usianya akan menginjak 24 tahun.

.

..

...

Riani atau biasa dipanggil Riri adalah seorang dokter baru yang akan ditugaskan untuk PTT di pulau X tersebut.

ibu Riri sebenarnya ingin ikut mengantar putrinya ke pulau tersebut

dengan harapan bisa melihat langsung tempat anaknya ditempatkan dan minimal mencari kenalan untuk putrinya disana.

Apalagi mereka tau jika pulau itu termasuk pulau yang terisolir dan bahkan peradaban nya terbilang belum terlalu maju

karena letaknya yang jauh dari Kabupaten yang menaungi nya.

Lokasi pulau tersebut terbilang cukup terpencil dan terisolir dari pulau lain yang letaknya memang saling berjauhan.

...

..

.

Tapi riri yang tak ingin kedua orangtuanya kelelahan karena perjalanan ditambah ibunya memang punya mabuk laut pun melarang kedua orangtuanya untuk ikut

" Sayang... Bunda masih ngga rela kamu harus bertugas ke pulau itu..!" ucap sang ibu

" Ngga apa-apa bunda ... Tenang saja... Riri bisa jaga diri sendiri kok.. Masa bunda ngga percaya sama Riri..!" ucap gadis cantik berhijab itu

" Iya sayang... Ayah juga khawatir... Soalnya papa sendiri jarang mendengar nama pulau itu... Dan kata orang pulau itu sangat terpencil sayang... Jadi ayah khawatir tinggalin kamu disana sendirian...! " ucap sang ayah.

" Tenang aja ayah.. Bunda... Ini sudah jadi keputusan riani... Jadi riani udah siap dengan segalanya... Jadi ayah dan bunda tenang aja dan percayakan semua sama riri...! " ucap gadis ber paras putih dan sangat cantik itu.

.

.

Beberapa jam kemudian tiba-tiba tersengat suara anak buah kapal

yang memberitahukan calon penumpang kapal untuk segera masuk ke kapal karana Kapal itu akan segera berangkat.

Riani pun ibunya yang memang tak ikut sebelum akhirnya ia melepaskan pelukannya pada ibunya.

Riani pun masuk ke kapal dan dan di gandeng oleh seorang pria tampan yang berdiri disamping riani sambil membawa barang bawaan gadis itu.

Pria tampan itu adalah Dito, Dito sendiri adalah anak dari sahabat ayahnya Riri

yang juga seorang pejabat di salah satu kementrian yang menangani urusan keuangan.

Dito sendiri juga adalah pegawai di kementrian itu yang juga merupakan pengusaha yang menuruni bisnis ibunya.

Pria ber tinggi 176 cm itu adalah pria yang sangat beruntung karena bisa menjadi tunangan Riri yang memang luar biasa cantik.

.

..

Riani atau Riri sendiri memiliki tubuh yang sangat proporsional dengan tinggi badan 165cm berat badan 55 kg.

Meski selalu tampil dengan hijabnya tapi gaya berpakaian Riri masihlah sangat modis seperti gadis gadis muda seusia nya.

Riri sering memakai pakaian yang tergolong ketat dan tipis tapi tetap sesuai norma agama nya yang kuat dan tak lupa ia selalu memakai hijabnya.

..

.

Tak lama Riani, ayahnya dan Dito pun masuk ke kapal setelah berpamitan dengan kedua orangtua Riri.

Perlahan Kapal pun mulai berjalan meninggalkan pelabuhan Kabupatèn B itu,

meski hatinya sangat berat ibu Riri pun akhirnya bisa melepas kepergian anaknya.

Karena mereka merasa aman adanya sosok Dito tunangan anaknya dan ayahnya Riri yang bisa menjaga Riri.

Kapal pun perlahan mulai bergerak menuju meninggalkan Kabupatèn B untuk menuju ke kepulauan Y dulu sebelum akhirnya sampai di pulau X.

Perjalanan Kapal mereka sndiri akan berlangsung cukup lama,

untuk sampai di kepulauan Y merek menempuh waktu 10 jam dan untuk menuju ke pulau X mereka perlu waktu lagi 2-3 jam.

Sehingga total waktu perjalanan mereka dari pelabuhan di Kabupaten B menuju ke pulau X tempat Riani ditempatkan adalah 12 jam lebih.

Tapi hal itu terjadi jika cuaca sepanjang perjalanan cerah, tapi jika tidak perjalanan mereka bisa jauh lebih lama lagi.

.

.

Pasangan itu menuju ke dek kapal untuk melihat keindahan laut yang begitu biru dan luas membentang dihadapan mereka.

Sementara itu ayahnya Riri pun memutuskan untuk istirahat di bagian dalam kapal

" Ombak nya gede ya Say...!" ucap Dito

" I... Iya mas... Makanya aku ngga tega bunda ikut kesana... Aku khawatir bunda sakit kalau naik kapal selama ini...!" jawab Riri

" Baik banget sih calon istri aku... Heheh" ucap Dito sambil menggengam jemari Riri.

Sore itu deru ombak samudra yang sangat kuat pun mulai mengguncang kapal yang mereka tumpangi.

Karena cuaca yang mulai mendung dan angin yang mulai kencang,

Dito pun mengajak tunangan nya itu untuk masuk ke dalam kapal.

" Ayo sayang masuk aja... Disini dingin... Angin nya gede..!" ucap Dito

dan keduanya pun masuk bagian dalam kapal menyusul ayahnya Riri yang sudah menunggu didalam kapal.

Dengan alas bed cover yang dibawa, riani pun membaringkan tubuhnya di ranjang kamar Kapal yang terasa sangat keras itu.

Ayah Riri pun berselojor di kursi panjang sementara itu Dito terlihat sibuk menggunakan Handphone untuk menghubungi seseorang.

Goyangan kapal karena besarnya ombak benar-benar membuat riani maupun ayahnya merasa tak nyaman untuk istirahat.

Selama diperjalanan riani pun mengobrol dengan ayahnya sambil memancing kantuk,

sementara itu dito malah hilang entah kemana dengan hp nya itu.

....................

.

.

.

.

.

Setelah menempuh perjalanan yang begitu lama dan berat karena ada sedikit halangan badai yang menerjang kapal mereka.

Akhirnya pagi itu mereka pun sampai di tujuan mereka yaitu pelabuhan Z pulau X.

Saat melihat keluar Riani pun terkagum melihat pantai yang begitu indah di pulau itu,

pantai dengan laut biru dan pasir putih terlihat jelas didepan mata riani.

Tapi sesaat kemudian riani pun kaget saat melihat kekasihnya yang baru kembali entah dari mana semalaman

" Dari mana aja mas...?" tanya riri

" Sayang... Ayah... Mmm.. Maafkan dito... Tadi di kapal dito dihubungi client katanya mereka harus meeting sama aku besok.. Mmmm... Jadi.. Kayaknya dito harus balik lagi ke kota sekarang deh...!" ucap tunangan gadis itu.

Meski awalnya kecewa dengan apa yang dilakukan tunangan nya itu,

tapi Riri mencoba paham karena memang ia adalah pria yang sibuk.

Akhirnya setelah minta izin pada calon istri dan mertuanya itu,

dito pun memutuskan untuk ikut Kapal yang akan kembali ke Kabupaten B siang nanti.

Sementara itu setelah menurunkan barang Riri dan ayahnya dan ayahnya langsung disambut oleh perangkat desa tempat riani ditempatkan.

Beberapa tokoh penting désa itu menyambut mereka mulai petugas kesehatan desa,

petinggi desa dan beberapa petinggi desa lain termasuk kepala desa disana yang bernama pak Surfida atau biasa dipanggil pak Sur.

Mereka pun membatu mengemasi barang dan membawakan barang bawaan riani dan ayahnya dengan sepeda motor mereka.

Setelah cukup lama berbincang dan berkenalan mereka pun akhirnya meninggalkan pelabuhan dan memuju ke tempat Riri bertugas

......

---------------------

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang dan Medan yang cukup berat,

akhirnya siang itu mereka sampai di desa tempat Riri bertugas

" Mari pak ikut Dengan saya...!" ucap pak sur sang kepala desa.

Mereka pun menuntun riani dan ayahnya memuju sebuah rumah semi permanen yang sudah disediakan untuk mereka.

Meski rumah itu adalah rumah semi permanen tapi rumah itu termasuk bersih dan barang barangnya tertata tapi.

Rumah itu tak jauh dari puskesmas kecil tempat gadis itu bertugas dan juga dekat dengan rumah sekaligus kantor kepala desa milik pak sur.

" Silahkan pak... Dokter... Istirahat dulu...!" ucap pak sur

sambil menyuruh anak buahnya untuk menaruh batang bawaan mereka tadi.

Selesai menaruh barang bawaan Riri dan ayahnya, para petugas désa beserta Kepala desa itupun pamit untuk melanjutkan aktifitas.

.

.

Tak lama kemudian pak sur pun sang ke[ala desa kembali ke rumah itu,

tapi kali ini ia bersama seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah istri pak sur.

Bu sur pun membawakan air dan camilan untuk riani dan ayahnya yang sedang beristirahat di rumah itu.

Pak sur pun mengajak ayahnya Riri untuk pergi berkeliling désa sedangkan Riri ada dirumah berdua dengan bu sur.

Riri pun merasa aneh karena wanita paruh baya itu terus memperhatikan nya dari atas hingga bawah, seakan menilai penampilan riani seutuhnya

" Selamat datang di desa kita bu dokter... Kenalan nama ibu bu Warih.. Tapi panggil aja bu Sur... Karena ibunya istrinya pak sur... Hehe" ucap e wanita itu mencoba bercanda

" Hehehe... I.. Iya bu sur..!" jawab riani mencoba tetap ramah pada orang yang baru ia kenal itu

" Akhirnya datang juga Bu dokter yang sudah lama kita tunggu... Bu dokter juga cantik banget... Mirip bintang sinetron.!" ucap bu sur

" Ahhh.. Ibu ada ada aja... Ngga kok bu.. Terimakasih Atas sambutan ibu...! Tapi apa maksudnya bu..? Dokter yang ditunggu? " tanya riani

" Hmmm... Jadi begini dok... Sudah lama banget bapak membuat permintaan ke pihak pemerintah gede... Tapi sampai sekarang belum pernah ada petugas kesehatan yang dikirim ke tempat kita dok...! " jawab bu sur

" Ohhh.. Begitu Bu.. Semoga saya bisa memenuhi kebutuhan desa ini bu... Dan saya akan berusaha keras menjalankan tugas saya disini..! " ucap riani dengan penuh semangat

" Ohh.. Iya.. Ngomong ngomong nama bu dokter siapa.?! " tanya bu sur

" Ohh.. Nama saya Riani bu atau biasa dipanggil Riri... Hehe" jawab riani

" Wah.. Bu dokter.. Namanya cantik secantik orangnya... Bu dokter beneran mirip bintang sinetron itu lho..." ucap bu sur yang membuat riani agak malu dan canggung.

" Ihh.. Bisa aja ibuk... Ngomong ngomong disini bisa lihat TV ya buk..?!" tanya riani

" Ohhhhh... Bisa bu dokter.... Tapi ngga semua rumah punya TV.. Disini Listrik aja cuma ada di desa kita ini dok... Di desa desa dan pulau sebelah belum ada listrik.." ucap bu sur.

Riani pun menyadari betapa terpencil dan terisolasi pulau ini,

bahkan Handphone sang dokter muda ini kesusahan untuk mencari sinyal.

.

.

.

Cukup lama kedua insan ini mengobrol, terlihat ayahnya Riani dan pak sur kembali ke rumah itu setelah berjalan jalan mengelilingi désa tadi.

Mereka Berempat pun melanjutkan obrolan mereka dirumah yang memang dipersiapkan untuk tempat tinggal dokter muda ini.

Dengan cepat riani yang memang tipe gadis ekstrovert pun bisa cepat akrab dengan pak dan bu sur sang kepala desa.

Riani pun baru tau jika selama ini tak pernah ada dokter yang bertugas disana,

dan ternyata bu sur lah yang selama ini menjadi dokter dadakan di pulau itu.

meski pengetahuan nya minim tapi bu sur tau sedikit sedikit tentang dasar dasar ilmu kesehatan.

Riani pun merasa lega karena Mungkin nanti bu sur bisa membantunya dalam hal pelayanan kesehatan.

Karena selain tau dasar ilmu kesehatan, bu sur juga adalah orang yang tau seluk beluk tentang apapun di pulau terpencil itu.

Ayah sang dokter pun merasa lega melihat situasi tempat anaknya bertugas ternyata tak seburuk yang ia pikirkan.

Bahkan Warga di pulau itu menyambut riani dengan sambutan yang sangat ramah dan antusias menyambut datangnya seorang dokter disana.

Sore itu pak dan bu sur pun pamit untuk kembali ke rumah mereka yang berada tak jauh dri rumah tinggal riani itu.

Malam nya bu sur mengirim makan malam untuk mereka berdua, sebuah sajian ayam kuah menjadi menu makan malam mereka.

Sambil makan ayahnya riani pun banyak bercerita tentang info yang ia dapatkan saat berjalan memutar desa dengan pak sur tadi.

Meski tak banyak tapi info tantang desa dan pulau itu bisa dibilang penting untuk diketahui dokter muda cantik ini.

.

.

.

Esok harinya riani pun untuk pertama kali bertugas sebagai dokter di puskesmas yang sudah disiapkan khusus.

Riani pun bertugas dengan didampingi bu sur sebagai asisten

yang siap membatu tugas riani sebagai satu satunya dokter di daerah itu.

Di hari pertamanya riani pun merasa sangat senang dengan sambutan yang dilakukan pak sur dan perangkat desa lain.

Acara itu diikuti oleh masyarakat disana dan acara sambutan dokter baru itu disambut dengan meriah dan antusias oleh warga sekitar.

Dalam sambutannya pak sur bercerita jika sudah lebih dari 10 tahun tempat ini tak pernah kedatangan dokter,

sehingga tingkat kesehatan dan kebersihan di daerah ini tergolong rendah.

Sehingga kedatangan Riani ini diharapkan mampu membawa peningkatan taraf kesehatan dan kebersihan dalam masyarakat.

.

.

Selesai acara sambutan, siang itu Riani pun memulai tugasnya sebagai dokter di pulau itu.

Karena belum ada pasien riani pun berdiskusi dengan bu sur tentang masalah masalah kesehatan di desa dan pulau itu.

Riani pun meminta bu sur untuk menjadi penerjemah nya karena ternyata masih banyak penduduk yang tak bisa bahasa indonesia

Kebanyakan penduduk di pulau hanya bisa bahasa lokal yang gadis cantik ini tak tau artinya.

Sedikit demi sdikit dengan bimbingan dari istri kepala desa itu,

riani pun mulai belajar tentang seluk beluk dan masalah desa dan pulau itu.

Hari itu riani pun menjalani hari perannya Dengan lancar, terlihat riani pun menikmati waktu nya Sebagai dokter.

Melihat putrinya sudah dapat beradaptasi dengan masyarakat dan lingkungan desa itu,

ayahnya riani pun merasa lebih lega untuk meninggalkan riani sendirian.

Dan sesuatu jadwal sore itu ayahnya riani pun kembali ke Kabupatèn B dengan kapal laut.

Riani didampingi pak sur dan istrinya mengantar kepergian ayah gadis cantik itu hingga ke pelabuhan.

" Kalau begitu.. Saya titip anak saya ini ya pak.. Bu.. Meski kadang manja tapi riani adalah orang yang mandiri Dan kuat... Jadi saya mohon bantuannya pada anak saya.." ucap ayahnya riani

" Iya pak... Tentu saja... Selama di pulau ini... Saya dan istri Akan menganggap riani seperti anak kami sendiri.. Saya janji akan menjaga dan membimbing dokter riani..! " ucap pak sur dengan penuh karisma.

Ayahnya riani pun kini beralih menuju ke anaknya sendiri yang terlihat termenung sambil menikmati indahnya pantai itu.

" Sayang... Papa berangkat dulu ya... JAGA DIRIMU BAIK BAIK SELAMA DISINI... DAN INGAT SEBENTAR LAGI KAMU BAKAL MENIKAH SAMA DITO... Jadi jaga diri baik baik dan sehat terus ya sayang... Sama jangan lupa ibadahnya ditambah lagi... Kalau gitu ayah berangkat dulu "ucap ayahnya riani dan pria itupun akhirnya pulang kembali ke kota nya dengan kapal sore itu

......................

.

.

.

.

.

Hari hari sibuk riani pun dimulai, setiap hari dengan bantuan dari bu sur riani menjalankan tugasnya sebagai dokter.

Kini cukup banyak pasien yang datang ke puskesmas riani yang kebanyakan anak-anak atau ibu ibu.

Setiap akhirnya pekan riani pun selalu diajak pak dan bu sur untuk keliling pulau itu dan menikmati keindahan pantai pasir putih disana.

Riani terlihat amat menyukai objek wisata alam disana yang bisa ia jadikan sarana melepas stress setelah rutinitas nya sebagai dokter.

Bisanya bu sur dan kadang bersama pak sur mengajak riani melihat sunset di pantai itu sebelum kedua tetua desa itu menjalankan aktifitas keagamaan bu sur.

Ya...

Memang semua penduduk di desa itu memeluk agama yang jelas berbeda dari Riani.

Mereka awalnya ragu dan bingung bagaimana harus bersikap dan ngobrol dengan riani yang jelas jelas memakai hijab.

Tapi seiring waktu karena sifat ramah dari gadis cantik itu membuat warga yang semua berbeda keyakinan dengannya bisa lebih santai pada riani.

Para warga pun sudah mulai bisa mempercayai riani dan bisa memperlakukan dokter cantik itu dengan baik

.

.

.

.

.

Beberapa minggu berselang kini riani mendapat tugas baru, tak hanya melakukan tugasnya di puskesmas.

Ia juga kini punya jadwal untuk melakukan tugas medis dan penyuluhan kesehatan serta kebersihan di desa desa yang terletak jauh lebih pelosok dari desa yang riani tempati.

Saat menjalani tugas baru yang cukup berat itu riani selalu diantar oleh bu sur dengan motor atau bahkan harus dengan perahu motor

jika desa itu harus melewati sungai yang memang terlihat cukupkah menyeramkan itu.

Awalnya riani cukup takut dan khawatir melihat hutan bakau

dengan suasana hutan yang sangat sinful dan cenderung menyeramkan.

" Tenang aja bu dokter... Ngga apa-apa kok" ucap bu sur menangkan riani sambil mencoba menjelaskan tentang desa desa pelosok yang memang akses nya sulit.

Mendengar penjelasan bu sur tentang kondisi kesehatan dan kebersihan di desa desa pelosok

membuat riani mulai termotivasi untuk bertugas dan lambat lain dokter cantik berhijab itupun bisa beradaptasi.

Setelah beberapa kali melakukan kunjungan ke desa pelosok dengan ditemani bu sur riani pun mulai terbiasa.

Riani bahkan sekarang sudah mengenal beberapa orang yang pernah ia temui di desa desa terpencil itu.

Hingga suatu hari ketika riani dan bu sur masuk ke pedalaman,

mereka dikejutkan oleh panggilan dari penduduk desa yang membutuhkan bantuan

" Bu dokter... Bu dokter... Tolong... Ini darurat..!" ucap bu sur yang menerjemahkan kata kata warga pedalaman itu.

Dengan segera riani dan bu sur Pon pun segera menuju ke tempat yang ditujukan oleh bapak bapak yang memanggil mereka tadi.

.

.

Sesampainya di tempat itu terlihat seorang pria terbaring di dalam rumah kayu dengan luka yang riani tau sangat serius.

Pria itu tertimpa pohon jati yang sangat besar saat terjadi hujan besar dan angin besar kemarin.

" Ba.. Bagaimana kondisi saya bu dokter...?!" tanya pria itu yang ternyata bisa berbahasa Indonesia

" Te... Sepertinya cukup parah pak... Tapi... Tenang saja pak... Saya akan berusaha maksimal" ucap riani.

Riani dan bu sur pun memalukan prosesi pengobatan pertama luka di kaki pria itu,

riani mengeluarkan seluruh ilmu kedokteran nya untuk mencoba semaksimal mungkin menolong pasien itu.

Dengan usaha maksimal riani dan bu sur pun berhasil menghentikan pendarahan pria itu.

Tapi karena parahnya kondisi pria itu ditambah riani dan bu sur Tidak membawa peralatan yang cukup,

mereka pun memutuskan untuk membawa pria itu ke puskesmas.

Dengan batuan warga mereka bertiga pun dibawa kembali ke desa pak sur dengan kapal motor yang dimiliki warga desa pelosok itu.

.

.

Selama perjalanan riani dan bu sur tetap mencoba mengobati pria itu agar jangan sampai terus merasakan kesakitan.

Beberapa saat kemudian mereka pun akhirnya sampai di desa bu sur dan warga memapah pria itu menuju ke puskesmas.

Sesampainya di puskesmas riani pun memalukan prosesi pembedahan kecil untuk membersihkan luka dan menjahit luka pria itu.

Pria itu pun tak merintih kesakitan lagi karena efek suntikan obat penenang yang diberikan riani sebelum melakukan operasi tadi.

Setelah cukup lama melakukan operasi pembedahan kecil akhirnya riani pun menyelesaikan tugasnya

" Bagaimana bu dokter...?!" tanya bu sur

" Syukurlah bu... Operasinya berhasil... Beliau tinggal butuh istirahat aja... Bu sur tolong jaga bapak ini sampai aku kembali ya bu" ucap riani

"I... Iya bu dokter...!" jawab bu sur.

Riani pun mempercayakan pasien itu pada bu sur dan menyuruh istri kepala desa itu untuk mengabari nya jika terjadi sesuatu.

Riani pun izin untuk pulang sebentar membersihkan tubuhnya yang kotor setelah berkunjung ke desa pelosok itu.

.

.

.

Sepeninggal riani, beberapa saat kemudian pria itupun siuman dari tidur pulas nya akibat efek obat penenang tadi.

Bu sur pun lalu menanyakan identitas pria yang belum pernah ia temui itu.

Pria itu menjelaskan identitas nya, pria itu bernama Lius dan berasal dari provinsi paling timur di Indonesia.

Ia berada di pulau itu dalam rangka praktik kerohanian dan ia dikirim langsung dari pusat seminari tempatnya menempuh pendidikan.

Usia pria itu sekitar 35 tahun dan karena pendidikannya di seminari ia bisa berbahasa Indonesia,

pria itu mengaku sudah punya anak dan istri di pulau tempat asalnya dulu, meski ia hanya menikah secara adat.

Bu sur pun melanjutkan obrolan dengan pria baru di pulau itu.

Hingga ditengah obrolan keduanya tiba-tiba riani muncul kembali ke puskesmas setelah bersih bersih dan ganti pakaiannya yang banyak terkena darah pria itu.

" Pak... Bagaimana kondisi bapak..?!" tanya riani

Pria berkulit hitam itupun kaget dan terpesona oleh kecantikan dokter muda itu , lalu................

END EPISODE 1

........

===================================

NB.

Kisah ini merupakan versi remake dari kisah legend Skandal Pulau Mentawai

Yang dibuat versi BHyunjin dengan jalan cerita dan ending yang belas berbeda dari kisah Original nya

EPISODE 2

DOWNLOAD VIDEO MESUM TERBARU