Bumil Fucker Season 3

Season 3 Episode 1
*Foto hanyalah mulustrasi
Dua bulan telah berlalu dari kejadian terakhirku di rumah Intan. Aku kini telah selesai dengan pekerjaanku di proyek pendataan penduduk di kelurahan itu. Gaji telah aku terima sekarang. Dan tentunya sebagai bekal hidup beberapa bulan ke depan di kota metropolitan yang keras ini. Sebagian sudah aku kirim juga ke orang tuaku di daerah. Aku harus kembali mendapatkan pekerjaan untuk bertahan hidup di kota ini. Biaya kos dan makan yang menjadi prioritasku.

Setelah seminggu berusaha mencari dan melamar pekerjaan disana-sini, akhirnya aku mendapatkan pekerjaan. Pekerjaanku ini sebagai wartawan lepas di sebuah media tersohor di kota ini. Bersama beberapa wartawan lepas lainnya, aku berlarian kesana kemari untuk mendapatkan berita yang akan disampaikan ke masyarakat keesokan harinya. Tidak mudah memang, tapi untuk bertahan hidup apapun akan aku lakukan sekarang. Meski lebih banyak aku di lapang daripada di kantor dan di kamar kos tentunya.

Suatu pagi di kantor berita, aku dipanggil ketua divisi. Aku kemudian masuk ke ruangannya. Beliau menyuruhku untuk duduk.​


"Nak Bram, saya langsung saja. Ada pekerjaan buatmu. Waktunya seminggu." Kata Ketua Divisi.

"Kerjaan seperti apa pak ?" Jawabku

"Nanti Bram bikin artikel tentang isu dan fenomena kemiskinan yang merempet ke pelacuran. Nanti coba cari PSK atau pesen PSK buat diwawancarai aja. Nanti aku kasih duit saku buat wawancara. Mumpung isu ini lagi hangat. Soalnya saya dan teman-teman yang lain sudah beristri, akan runyam jika berkeliaran dan ketangkep polisi jika ketemu PSK. Walaupun cuma buat wawancara." Ujar Ketua Divisi​


"Baik Pak. Bisa saya mulai kapan ?" Tanyaku

"Mulai hari ini bisa. Nanti saya transfer buat fee PSK nya. Jangan yang kelas wahid. Yang murah aja sesuai sama isu yang sedang hangat. Yang jadi PSK untuk bertahan hidup di kota ini." Jawab Ketua Divisi.​


"Baik Pak. Saya undur diri dulu." Ucapku sambil berdiri.

"Oh iya Bram. Selama tugas ini, nanti ga usah ikut sama yang lain. Fokus aja ke tugas ini. Waktumu cuma seminggu. Kalau bisa tiga hari selesai." Ucapnya​


"Baik Pak." Jawabku.
Segera setelah itu, aku kemudian berlalu. Kemudian menuju kantin kantor untuk mencari info sekalian ngopi. Zaman sekarang telah berubah. Orang bisa memesan apapun lewat aplikasi di ponsel pintar mereka. Kalau untuk PSK yang diinginkan aku tinggal mencari di media sosial atau lewat aplikasi chatting.

Setelah mencari disana-sini, akhirnya aku mendapatkan apa yang kuinginkan. Seorang wanita cantik yang berpose dengan kereta bayi miliknya. Dia membuat postingan di media sosialnya bahwa dia membutuhkan uang untuk keperluan susu anaknya. Ditambah seolah-olah perutnya yang buncit sedang hamil. Mungkin saja semua itu hanya tipuan saja, namun melihat seberapa usahanya untuk menarik minat lelaki hidung belang di salah media sosial membuatku berniat memesannya.

Aku kemudian telah berhasil memesannya. Nama alias miliknya adalah Nana. Usia 28 tahun. Dia mengaku memiliki satu orang anak berusia 2 tahun dan kini sedang hamil 8,5 bulan. Dia mengaku menjalani ini untuk kebutuhan anaknya yang sangat banyak. Suaminya yang hanya bekerja sebagai pedagang asongan tak bisa mencukupi kebutuhan rumah tangganya. Sang suami dengan terpaksa mengijinkannya melakukan hal ini demi mereka.

Hari yang dijanjikan itu telah tiba. Kami janjian pada waktu siang hari ditengah pekan. Dia yang menentukan lokasi agar tidak dapat digerebek satpol pp. Dia berujar bahwa dia di dekat hotel tengah kota. Dia nanti memakai short dress warna biru muda. Dia juga berujar bahwa nanti membawa anaknya yang masih balita dengan kereta bayi. Alasannya agar tidak dicurigai macam-macam dan selain itu juga bisa menjaga anaknya. Tapi dia juga tetap waspada karena dulu pernah tertangkap, dan satuan polisi sudah hafal dengan wajahnya.

Aku disuruhnya berada di seberang hotel. Sambil mengamati kedatangannya yang nanti membawa kereta bayi. Cukup lama aku menunggunya. Sudah habis 2 botol minuman di siang terik ini. Namun demi pekerjaan, apapun yang menghambat akan tetap aku lalui. Dia akhirnya datang sesuai dengan apa yang ciri-ciri tentang dirinya sebutkan. Dia datang dengan short dress yang sudah ketat dengan perut membuncit seolah hamil tua. Lalu rambutnya yang dicat warna oranye dan serta anaknya dalam kereta bayi.​

Bumil Fucker Season 3

Dia menunggu di seberang tempat makan di samping hotel. Sambil membawa minuman seperti jus jeruk di tangan kirinya. Cukup beralasan juga sih dia pakai short dress. Mengingat siang ini sangat terik. Lalu aku berniat menghampirinya, sebelum dia mengeluarkan ponsel miliknya. Lalu terlihat dia menelpon entah siapa, dengan mimik wajah yang cukup memperlihatkan kalau wajah itu menunjukan kekhawatiran. Setelah menutup teleponnya, dia lalu seperti menelpon kembali. Kali ini ponselku yang gantian bergetar. Rupanya dia menelponku.​


"Mas, udah sampe mana nih ?"

"Udah di seberang hotel mbak"

"Mas, maaf sebelumnya. Ini barusan aku nelpon buat cek hotelnya. Ternyata lagi ada sidak di siang bolong begini."​


"Loh kok bisa sih mbak ?, Trus gimana jadinya ?"

"Akhir pekan ini aja mas, nanti saya hubungi balik."

"Okey. Jangan sampe ngilang loh"

Akhirnya aku tunda dulu untuk wawancara dengannya. Apes juga sih. Waktuku sebenarnya hanya seminggu. Namun, karena aku memulainya di tengah pekan jadi masih ada kesempatan lagi di akhir pekan ini. Aku masih bisa mengerjakannya setelahnya. Walaupun mepet, tapi masih bisa bikin artikel. Aku masih menatapnya sebelum pergi. Dia masih berdiri seolah-olah kesal. Dengan bentuknya yang seolah-olah sedang hamil itu.​

Bumil Fucker Season 3
Bersambung

EPISODE 2

DOWNLOAD VIDEO MESUM TERBARU