Kesetiaan Istri

:D
CHAPTER 1

Malam Pertama


“Selamat pagi sayang” sapa Amanda sambil melihat ke arah suaminya Arman dengan penuh kasih sayang

“Pagi sayang” jawab Arman sambil tersenyum dan membelai rambut panjang Manda istrinya

Mereka telah melalui malam pesta pernikahan yang panjang dan melelahkan hingga setelah pesta usai, Arman dan Manda langsung pulang dan tertidur lelap. Arman dan Manda sudah menjalin hubungan sejak kuliah. Hubungan mereka sempat ditentang oleh orang tua Arman karena perbedaan status di antara mereka. Orang tua Arman merasa Manda hanya menginginkan harta yang dimiliki oleh keluarga mereka, namun Arman berhasil menyakinkan kedua orang tua mereka, dengan merintis usahanya sendiri dan tidak bergantung pada pemberian orang tuanya.

Arman Cahyono Hadi biasa dipanggil Arman merupakan seorang pria yang dapat dikatakan sukses pada usianya yang baru menginjak dua puluh delapan tahun. Arman merintis usahanya di bidang logistik kargo laut dengan mana PT Lautan Indonesia yang dimulainya sejak lulus bangku kuliah hingga menjadi perusahaan besar saat ini. Saat ini Arman memiliki sebuah rumah di tengah kota Jakarta dalam sebuah kompleks perumahan prestisius serta kendaraan pribadinya sendiri. Matanya yang sipit dan warna kulitnya yang cerah seringkali dikira Chinese oleh karyawan maupun mitra bisnisnya, walau sesungguhnya ia asli dari Jawa Tengah.

Amanda Nasywa Wulandhany, dikenal dengan nama Manda, merupakan wanita yang sangat berbahagia hari ini karena dapat menjadi pendamping hidup Arman. Manda wanita sederhana yang datang dari keluarga yang biasa biasa saja. Meskipun awalnya sering merasa terasing dalam keluarga Arman, namun ia tetap setia mendampingi Arman dalam merintis karir dan perusahaannya, hingga akhirnya orangtua Arman pun yakin atas pilihan anaknya. Wajahnya manis dengan rambut panjang setinggi bahu berwana hitam gelap berserta kulitnya yang putih cerah.

Selama menjalani hubungan pacaran Arman dan Manda sudah berjanji untuk tidak melakukan hal yang aneh aneh dan berhasil mereka tepati sampai menginjak lima tahun berpacaran. Setelah lulus dari kuliah Arman memulai usahanya sebagai bentuk komitmennya kepada orang tua dan berjanji untuk menikahi Manda ketika usahanya sudah berkembang dan berhasil, hingga akhirnya mereka berada dalam tempat tidur yang sama pagi itu.

“Kenapa pah, kok senyum senyum sendiri?” Manda bertanya melihat suaminya yang asik tersenyum sendiri melihat dirinya

“Enggak kenapa kenapa, aku gak nyangka aja bisa bangun tidur, buka mata, dan ngeliat kamu di samping aku” Arman menjawab sambil tersenyum

Manda terdiam mendengar perkataan Arman terbesit di pikirannya betapa panjang perjalanan mereka hingga bisa sampai saat ini

“Ih kok gantian kamu yang diem diem aja”

“Papa sih ngomong kaya gitu di pagi pagi buta, jadi malu kan” pipi Manda memerah sambil memukul pelan dada Arman

“Hahaha, senang deh” Arman memegang tangan manda

“Senang kenapa ?” Manda bertanya bingung

“Senang sekarang bisa di panggil papa”

“Ihhh, dasar buncitt !!” Manda mencubit perut buncit Arman

“Du du duhh, ampun apunn” Arman meringis kesakitan

“Makanya kamu sih! ya udah aku mau turun kebawah bikin sarapan, kamu mau ikut gak?”

“Kamu duluan deh, aku nyusul mau selonjoran dulu sebentar” jawab Arman sambil meregangkan badannya

“Ya udah, nyusul ya pah” Manda pun beranjak keluar kamar dan menuju ke dapur

Arman tersenyum bahagia melihat Manda dari belakangnya. Bentuk tubuhnya yang padat namun ramping terpapang dari balik daster yang ia kenakan pagi itu. Ia merasa menjadi pria paling beruntung di muka bumi dapat menikah dengan Manda. Tidak berselang lama, tercium bau masakan dari arah dapur. Arman pun berjalan dari tempat tidurnya menuju ke arah ruang makan.

“Hmm wanginyaa, enak nih”

“Iya dong, siapa dulu yang masak” Manda meletakkan piring di atas meja makan kemudian memberi nasi dan telur dadar di atasnya

“Enak gak pah ?”

“Enak, enak banget” Arman menjawab sambil mengunyah makanan di mulutnya

“Nih kecap kalau mau yah” Manda meletakkan kecap di depan Arman

“Oh iya mah, nanti malem kita keluar yah”

“Mau kemana pah?”

“Papa udah booking tempat makan malam di hotel nanti malam, buat ngerayain pernikahan kita mah”

“Ah yang bener pah?”

“Iyaa, nanti pake baju yang bagus yah”

“Oke deh papa” Manda tersenyum kegirangan

Malam pun tiba, Arman sudah siap dengan setelan jas berwana hitam dan menunggu Manda untuk berangkat di dalam mobil. Manda keluar dari dalam rumah mengenakan dress berwarna hitam panjang dengan belahan di atas lutut. Mereka pun berangkat ke salah satu hotel bintang lima yang terletak di tengah kota.

Mereka menikmati makan malam rooftop dengan cahaya remang lampu lampu kota yang menemani mereka malam itu. Sebotol wine dibuka untuk menambah suasana hangat malam hari itu. Selesai makan malam, Arman menarik tangan Manda. Manda yang nampak bingung berjalan mengikuti suaminya menuju lift hotel tersebut. Langkah kaki perlahan membelah kesunyian lorong hotel malam itu, Arman membuka pintu salah satu ruangan di lantai sepuluh hotel tersebut. Manda sepertinya tau apa yang diinginkan oleh suaminya dan mengikuti permainan tersebut.

Lampu remang kamar tersebut menyala, Arman melepas jas yang dikenakannya dan dilemparkan ke kursi yang terletak di sudut kamar tersebut. Tangannya diletakkan melingkari pinggul Manda, wajahnya mendekat berusaha merasakan manisnya bibir Manda malam itu. Nafas Manda memberat, ia memejamkan matanya ketika bibir mereka mulai bertemu. Tangan Arman bergerak menyusuri punggung dan pinggul Manda dengan agresif seirama dengan permainan nya di bibir Manda.

Arman membimbing Manda menuju ke ranjang hotel tersebut tanpa melepas ciuman pada bibirnya. Ia merebahkan Manda ke arah ranjang dan tangannya mulai bergerak ke arah pundak dan leher Manda. Arman mulai menurunkan dress yang Manda kenakan secara perlahan. Tampak tubuh manda yang bersih mengenakan pakaian dalam senada berwarna kehitaman.

Arman berhenti sejenak, menikmati keindahan yang terlihat di hadapannya. Manda menunduk malu dan mengalihkan pandangannya ke sisi tempat tidur

“Cantik” bisik Arman ke telinga manda seraya menjelajahi pipi dan leher manda dengan lidahnya

Tangan Arman pun bergerak mencari pengait pakaian dalam yang Manda kenakan. Payudara ranum berisi bagaikan buah manis yang baru matang dengan puting berwarna merah muda, Arman tidak sabar lagi dan langsung ingin menikmati buah tersebut. Mulutnya mencoba mencari rasa dan tangannya menggenggam yang satunya.

Desahan pelan mulai keluar dari mulut manda, terkadang tubuhnya bergetar menikmati sensasi suci yang baru ia rasakan dalam hidupnya. Tangannya mulai memegang bahkan kadang menjambak rambut Arman.

“Enak mah ?” tanya Arman menghentikan permainannya dan menatap ke wajah Manda

“Geli” jawab Manda

“Geli ?”

“Iya geli enak ..”

“Haha dasar mama” Arman tertawa mendengar jawaban Manda

“Pah ..”

“Ya ?”

“Papa mau diapain ..?” Manda bertanya malu karena ia belum tau apa yang harus ia lakukan

“Buka celana papa mah” Arman kemudian merebahkan tubuhnya di samping Manda

Manda beranjak duduk di hadapan Arman, dengan perlahan ia membuka ikat pinggang dan menarik celana panjang hitam yang suaminya kenakan kemudian melemparnya ke lantai jamar hotel tersebut. Kenjantanan Arman menyeruak keluar beiringan dengan ditariknya celana dalam oleh Manda. Wajah Manda kemerahan melilhat penis suaminya yang sudah menegang di hadapannya.

“Pegang mah..” Arman tahu istrinya pasti bingung harus melakukan apa, Manda kemudian menuruti perintah suaminya dan menggenggam kejantanan suaminya. Terasa hangat dan keras di genggaman tangan Manda.

“Gerakin ke atas ke bawah mah tangannya ..”

“Gini pah ?”

“Iya mah” Arman menutup matanya menikmati sentuhan Manda pada kemaluannya

“Enak pah ?” Manda bertanya sambil menggerakkan tangannya naik turun

Tanpa menjawab tiba tiba Arman beranjak duduk dan merebahkan Manda di hadapannya. Manda terlihat sedikit terkejut. Arman kemudian menurunkan celana dalan Manda secara perlahan dan mulai meraba kemaluan Manda yang sudah basah. Penis Arman perlahan digerakkan naik turun di depan liang kemaluan Manda sebagai isyarat mereka akan menjadi setubuh.

“Aku masukin ya sayang” Bisik Arman perlahan

“mm” jawab Manda mengangguk

Arman mulai menjelajahi Manda. Perlahan demi perlahan, Arman tidak mau bergegas, ia ingin menikmati malam ini. Wajah meringis Manda, perlahan tergantikan dengan wajah penuh kenikmatan. Matanya menutup, wajahnya mengadah ke atas, desahan desahan ringan keluar dari mulutnya.

Bunyi ranjang yang bergoyang terdengar jelas dari balik pintu kamar Arman malam itu. Gerakan pinggulnya mulai diimbangi oleh Manda. Arman merasakan dirinya sudah berada diujung puncak kenikmatan, ia memeluk erat manda sambil mencium nya. Malam itu pun berakhir indah seindah cahaya lampu lampu kota Jakarta.

EPISODE 2

DOWNLOAD VIDEO MESUM TERBARU