Sebut saja namaku Henry, 28 tahun, keturunan (NO SARA), seorang karyawan swasta di salah satu perusahaan di kota Pahlawan, mempunyai GF, sebut saja namanya Viona, 21 tahun, keturunan (NO SARA), baru saja menyelesaikan kuliahnya di salah satu perguruan tinggi swasta terkenal di kota Pahlawan. Spek Viona Rambut Lurus, Kulit Putih Mulus, Tinggi 172, Berat 41, dan ukuran bra yang pernah digunakan adalah 32a, Wajah Oriental khas Chinese. Kenapa kukatakan “bra yang pernah digunakan”, karena sesungguhnya Viona sudah tidak pernah menggunakan bra dikarenakan ukuran toketnya yang terlampau kecil sekali dengan puting berwarna pink yang kecil pula. Aku mengenal Viona melalui teman perempuan yang kebetulan bertemu di salah satu resto cepat saji. Pertama aku melihat Viona, kita sudah bertukar contact number. Tidak ada kesan apapun yang timbul pada pertemuan pertama.
Beberapa minggu setelah pertemuan tersebut, aku mencoba untuk menghubungi-nya, dari sekedar ngobrol ngalor ngidul, aku mengetahui bahwa dia adalah anak tunggal, orang tuanya tinggal di Manado, dan dia tinggal di salah satu apartemen di kota ini. Orang tua Viona tergolong memiliki keadaan ekonomi yang bisa dibilang sangat bagus. Dan yang terpenting saat itu, statusnya Jomblo, sama sepertiku. Setelah berkomunikasi via WA beberapa minggu atau kira2 2 bulan setelah pertemuan kita dan karena kuanggap bahwa status kita sama, aku mencoba untuk mengajaknya jalan. Aku mengatakan akan menjemputnya di apartemen tempat dia tinggal. Pada hari yang telah disepakati, aku pun menjemputnya menggunakan mobil milikku, sesampainya di lobby apartemen, aku pun menghubungi dan menunggu-nya dia turun. Pada saat itu, outfit Viona adalah tanktop biru tua dengan cardigan krem yang dikancing pas di bagian dada dan hotpants yang sangat mini. Berbeda dengan saat kita bertemu beberapa bulan lalu, dia menggunakan hem yang terlihat kedodoran dan celana kain panjang.
Sesampainya di salah satu mall, banyak pandangan mata memandang kearah Viona, paha-nya yang mulus terekspose dengan leluasa untuk dipandangi oleh setiap orang. Sebagai seorang lelaki, aku berinisiatif untuk “care” dengan cara bertanya kepadanya.
Aku : Vi, sorry sebelumnya, kamu nggak apa2 kah pake outfit begini ? semua orang pada ngeliat kamu.
Viona : No problem, Hen. Santai saja lah, aku nyaman2 aja kok. Kamu nggak masalah kan ?
Aku : sama Vi, aku no problem juga.
Kira2 begitu percakapan singkat kita, selanjutnya kita makan malam di food court. Pada saat makan malam, secara tidak sengaja, kaki kiri Viona terantuk ke kaki meja dan membuat Viona agak memiringkan badannya untuk mengelus, memijat kakinya yang terantuk meja. Posisiku pada saat itu duduk di sebelah kiri Viona. Secara tidak sengaja pada saat menoleh, aku melihat tanktopnya agak terbuka dan kaget melihat payudara beserta putingnya. Viona pun tidak sadar ketika aku melihat isi tanktopnya itu. Aku berpikir, Wow berani bener cewek ini ya, baru pertama kali jalan, outfit nya begini, dan tidak pake daleman juga. Juniorku sedikit berontak dan aku jadi berpikir, bahwa Viona mudah untuk diajak “tidur” bareng. Aku berencana untuk memancingnya di mobil nanti sewaktu aku mengantarkan dia pulang. Setelah makan malam, kita hanya berjalan-jalan di mall tersebut, mampir di beberapa store pakaian yang ada untuk melihat-lihat pakaian yang cocok untuk Viona. Namun dari sekian store yang didatangi, tidak ada satupun pakaian yang dibelinya. Setelah puas berkeliling, Viona mengajakku untuk pulang. Ketika di mobil, Viona merasa gerah dan dibukanya cardigan tersebut. Aku pun merasa bahwa Viona memberikan kode kepadaku. Lalu aku iseng sambil SSI niatnya untuk bertanya kepadanya :
Aku : Vi, kakinya masih sakit kah ?
Viona : Enggak kok Hen, cuman ketatap sedikit aja. Lagian tadi sudah dipake jalan, nggak apa2.
Aku : oh… oke. Btw Vi, sorry nih sekedar nanya, tadi waktu kamu ngelus kakimu yang kena meja, aku nggak sengaja ngeliat kalo kamu nggak make daleman. Kamu berani banget ya… ? hehehe… nggak takut tuh, sama aku dan sama orang2 kalo semisal mereka tau kamu nggak make daleman.
Viona : oh kamu udah tau ya kalo aku nggak pake daleman. Hhmm… gimana ya ? kalo sama kamu, aku sih nyaman-nyaman aja selama kita kontak2 ini, aku tau kamu orangnya baik, kalo orang2 ya biar aja mereka tau, aku suka begitu.
Aku : hah ? maksudnya suka begitu itu gimana ?
Viona : Jujur Hen, aku suka membuat orang penasaran apakah aku pake bra apa nggak, pake cd apa nggak. Aku suka dengan pemikiran itu dan aku bangga bisa membuat orang penasaran, dan ketika mereka melihat “barangku” aku merasa seneng banget, horny banget, pokoknya happy banget.
Aku : wah jadi tadi sebenernya kamu sengaja ya kasih liat ke aku ?
Viona : Enggak kok Hen, itu murni karena kaki-ku kena meja aja, dan aku berpikir sebernernya nggak mungkin cerita hal begini di kopi darat kita yang pertama kali, cuman entah kenapa aku ngerasa nyaman sama kamu. Jujur Hen, seperti yang kamu lihat tadi, susu aku kecil banget, puting aku juga kecil banget, sampai SMP, aku cuman make miniset aja, lalu waktu SMA, aku coba pake bra, ternyata pake bra atau enggak, sama aja, puting aku bisa keliat sama orang dari sela2 kancing bajuku karena bra aku nggak menutup dengan bener, apalagi kalo ada yang berdiri di sampingku, pasti keliatan semua. Banyak cowok2 demen deket sama aku buat ngeliat susu aku, dari situ aku ngerasa bahwa meski susu aku kecil, cowok2 penasaran dan suka, itu membuatku bangga. Tapi jangan salah, aku bukan cewek gampangan, yang bisa diajak ML sembarangan. Di SMA aku terpaksa make bra karena sudah ketentuan dari sekolah, tapi di rumah, apartemen, di kampus dan dimanapun itu aku ndak pernah make bra sama sekali. Kalopun ada temen yang lihat ya sudah biarin saja, aku malah suka dan jadi horny. Wah aku kok jadi blak2an gini ya sama kamu, kayaknya karena aku nyaman ngobrol sama kamu. Aku pernah 2x pacaran, semua cowok aku protektif suruh aku pake begini begitu buat nutupin, yang kemben lah, apalah itu. Akhirnya kita pun putus karena masalah kesukaanku ini. Dan sejak kuliah, aku juga nggak pernah make cd, apapun pakaian bawahanku. Hal ini bikin aku enjoy, horny dan puas ketika orang tau aku nggak make daleman. Kecuali mens, aku baru make cd. Kalo aku baca, aku ini seorang eksibisionis. Entah berapa pasang mata sudah liat susu aku atau vaginaku ini, tapi yang terpenting aku puas dan enjoy banget.
Aku : wah thank u kalo kamu nyaman sama aku, aku sih happy2 aja. Aku pernah baca soal eksibisionis cuman nggak nyangka ketemu sama cewek yang suka eksibisionis.
Viona : hhmm… Hen, aku minta ini sharing berdua saja ya antara aku dengan kamu.
Aku : Ok. Siap. Nggak ada masalah kok.
Viona : sama satu lagi Hen, aku udah sering make outfit yang sexy, terbuka. Aku juga sudah baca cerita2 dan aku pengen ngelakuin yang lebih lagi. Kira2 kamu mau nemenin aku, jagain aku, sama kasih ide ke aku. Aku tau kalo kita bukan apa2, baru temenan, tapi aku ngomong begini semata-mata karena aku nyaman sama kamu.
Aku : speechless deh, Vi. Aku bingung mau jawab apa, di satu sisi aku suka, seneng, rasanya nggak ada cowok yang sanggup nolak, tapi aku takut enggak tahan karena aku ini cowok normal, aku takut nanti malah merusak pertemanan kita.
Viona : jangan khawatir deh, aku paham kok. Nanti aku juga akan kasih treatment dariku. Tenang aja.
Aku : Ok. Deal.aku coba usahakan nurutin yang kamu mau.
Viona : oke deh, thanks. Btw tadi kan kamu sudah liat bagian atas nih, keliatannya kaca mobil kamu gelap. Aku buka aja ya tanktopnya. Aku pengen nih… hihihi…
Aku : waduh, iya sih gelap 80% black. Tapi ini pengalaman pertamaku. Dicoba saja deh… gpp.
Lalu Viona melepas tanktopnya, topless di mobilku yang kebetulan tipe MPV jadi agak tinggi, nggak seperti sedan.
Viona : duh rasanya bebas gitu, kira2 orang2 di luar tau enggak ya kalo aku ndak pake atasan.
Aku : harusnya enggak keliatan meskipun mereka ada di samping mobil kita, kecuali kalo mereka nempelin wajahnya di kaca mobil kita, barulah kelihatan.
Viona pun senyum2. Lalu dia berkata “Berarti kalo aku lepas celana juga pasti nggak keliatan kan ?”. Dengan deg-deg-an aku menjawab “harusnya begitu”. Lalu Viona melepas celananya dan menata nya di samping tempat console box mobil. Ternyata Viona sudah tidak pake cd. Samar2 aku melihat kalo vaginanya bersih tanpa bulu.
Viona : hayo ngeliat apa ? hehehe… susu aku segini aja, kecil banget, tonjolannya kayak enggak ada. Pake bra atau enggak, ndak ada efeknya. Putingnya juga.
Aku : aku ndak seberapa keliatan, Vi. Hehehe… tapi samar2 kok kayaknya vaginamu nggak keliatan berbulu ya.
Viona : yup. Aku ndak suka ada bulunya, jadi rajin wax sehingga full shaved.
Aku : duh aku ndak tahan, ngaceng nih…
Viona : hehehe… kasian dedek-nya ya, --- sambil elus2 juniorku.
Aku : wah Vi, tambah ndak konsen nih.
Viona : eh btw Hen, ini kan udah jam 11 malam, tadi di TL orang keliatannya juga ndak keliatan lho, mereka kayak nggak tau kalo aku nggak pake atasan. Aku buka jendelanya ya…
Tanpa menunggu persetujuanku, Viona langsung buka jendela di sampingnya. Wah deg-degan banget akunya, Viona enjoy banget. Lalu dia minta tissue karena vaginanya sudah becek sekali. Begitu dekat dengan apartemen, Viona memakai kembali tanktop dan hotpantsnya, sedangkan cardigannya tidak dipakai lagi. Lalu Viona menawariku untuk mampir ke room apartemennya. Aku pun menyetujuinya.
Sesudan memarkir mobilku, kita berdua pun turun, dan Viona meninggalkan cardigannya di mobil. Sewaktu aku tanya, kenapa kok cardigannya nggak dibawa, Viona cuman menjawab, “nggak apa2, biarin aja. Viona pun menggandeng lenganku, dan menempelkan susunya ke lenganku sambil berkata “tuh kan nggak kerasa apa2 kan ?”. aku menjawab, “kalo gini emang ga kerasa, kalo dipegang langsung pasti kerasa”. Viona menjiwitku dan bilang “dasar…” dan tanpa aku tau setelah itu, dengan sengaja Viona menurunkan tali tanktop sebelah kanan berbarengan dengan memegang lenganku sebelah kiri. Aku baru menyadarinya waktu di dalam lift, kita berdua sendirian, Viona bilang
Viona : kayaknya security tadi ngeliatin aku deh, hampir keliatan susu aku nih
Aku : (baru tersadar), lha memang diturunkan begini, hampir keliatan sih.
Lalu Viona menurunkan kembali tali tanktopnya sampek ke batas siku, terlihatlah susu dan putingnya yang mungil tersebut, dengan serta merta ditarik tangaku dan ditaruhnya diatas susu-nya. Sambil senyum2 Viona bilang “nah sudah pegang sendiri kan ?”. hehehe… ketika lift terbuka di lantai 19, Vional merapikan tanktopnya dan mengajak ke dalam unitnya. 1 bedroom, tidak terlalu besar namun lengkap dan mewah. Viona membuka tirai jendela, lalu melepas tanktop dan celana hotpantsnya. Viona mengatakan kalo di dalam apartemen ini, dia selalu bugil. Nggak mungkin kan orang bisa lihat sampai lantai ini. Lalu dia mengajakku untuk berbaring di tempat tidurnya, melucuti semua pakaianku sampai sama2 bugil. Viona memberikan servis BJ juniorku sampek muncrat dan menelan semua spermaku sampai bersih.
Viona : gimana puas ? mau ga jilatin vaginaku ?
Aku pun manut menjilati vagina-nya sampek Viona orgasme. Lalu Viona mengajakku ke kamar mandi dan mengatakan…
Viona : aku nyaman banget sama kamu, kamu beda dengan cowok2 lain yang keliatan susu langsung terobos aja. Mulai saat ini kamu bebas liat aku bugil, bebas meraba-rabaku, bebas minta apapun bakal aku kasih asal tidak ML. bagiku kalo ML harus ada feel dulu.
Aku : Siap, thanks, aku coba wujudkan apa yang kamu mau dan idamkan.
Viona : oke, temeni aku waktu aku eksib, entah itu ide dariku atau darimu. Selama ini aku sendirian.
Aku : oke, siap.
Kita pun mandi bersama-sama dan Viona mengajakku untuk menginap, tidur dengan tanpa sehelai benangpun.
Begitulah cerita pertama, selanjutnya akan ada cerita tentang kejadian-kejadian Viona eksib yang dimana dilakukan di depan mataku. Entah kapan bisa update lagi, temponya tidak akan seragam, tergantung situasi RL-ku. Aku sudah ijin ke Viona untuk share di forum ini dan dia sudah setuju. Mohon maaf atas ketidak sempurnaan cerita ini. Jika berkenan dapat diberikan kritik dan saran.
[1]References
- ^ @wirosablengnow (www.forumitu.com)