Apa yang mau gua ceritain di sini, semuanya bener2 REAL STORY alias pengalaman nyata. Bukan kisah hidup yang dilebih2kan atau dimodifikasi, apalagi karangan fiksi belaka. Setiap detail alurnya adalah pengalaman nyata yang gua alami sendiri.
Adapun tokoh utama di cerita ini adalah seorang wanita bernama Ami, nama samaran yang gua plesetin sedikit. Ami ini kalau bisa gua gambarkan adalah seorang wanita Cina-Jawa (gua sendiri cowo pribumi biasa) yang usianya mungkin sekitar 37 tahun, lebih tua dari gua yang baru berusia 30 tahun. Walaupun sudah cukup berumur namun Ami masih lajang alias belum menikah, bahkan di sepanjang cerita ini setau gua dia tidak punya pacar sama sekali. Yaa bisa dibilang "perawan tua" walaupun bukan perawan seutuhnya.
Lanjut mengenai penampilan fisik, Ami sebenarnya mungkin tidak tergolong wanita bertubuh proporsional atau idel untuk sebagian besar pria. Kalau bisa gua perkirakan, ukuran tinggi tubuhnya cuma sekitar 150 cm dan berat 62 kg, tergolong pendek tapi berisi walaupun tidak gendut. Boleh dibilang montok meskipun cuma terlihat di beberapa bagian seperti pinggang, pantat, dan paha. Dengan rambut pendek yang di-blow out sehingga mekar membuat pipi tirus dan leher kurusnya terlihat jelas. Begitu juga ukuran pergelangan tangan dan betisnya yang terlihat cukup kecil. Bahkan ukuran cup dadanya juga tidak besar untuk dikategorikan montok karena hanya sekitar 32B.
OK. Gua rasa cukup untuk usaha menggambarkan penampilan tubuh si Ami ini, semata-mata supaya pembaca juga bisa membayangkan dengan jelas sosok tokoh utama cerita ini.
----------
Tahun 2010..
Adalah tahun pertama gua menginjakkan kaki di kota besar D ini untuk bekerja di industri retail, di sebuah perusahaan yang memiliki banyak karyawan dengan beberapa departemen berbeda, yang tergabung dalam satu ruangan besar yang terpisah oleh partisi cubicle2 kecil. Hal ini membuat aktifitas dan gerak-gerik setiap karyawan cukup terlihat jelas oleh karyawan lainnya.
Adapun gua berada di departemen A yang posisinya dekat dengan pintu keluar masuk utama kantor. Sehingga siapapun yang datang, pergi, masuk, keluar, lalu-lalang, pasti akan terlihat jelas dari posisi mejaku. Ami adalah salah satunya, seorang karyawan lain yang bekerja di departemen Public Relation dengan pekerjaan yang cukup padat dan memiliki banyak relasi, sehingga cukup sering keluar masuk pintu utama kantor hanya untuk sekedar meeting atau bertemu klien. Boleh aku akui bahwa cukup banyak karyawan wanita yang menarik dipandang di perusahaan ini, dengan sisi menariknya masing2. Ada Nana seorang wanita paruh baya yang menarik dengan kulit putih mulus dan terawatnya, ada Sukma yang selalu seksi dengan pakaian formalnya, ada Mawar remaja belia yang mungil dan menggemaskan tingkahnya. Dan ada juga Ami, yang tampak judes dan cuek dengan gaya pakaian sehari2nya yang "apa adanya".
(BERSAMBUNG)